Selasa, 22 Mei 2012

Dewi Sartika, pejuang pendidikan wanita dari Tanah Pasundan

     " Hanya dengan Pendidikan kita akan tumbuh menjadi Suatu Bangsa "

Selain RA Kartini Indonesia juga memiliki Tokoh Pahlawan Wanita Raden Dewi Sartika. Ia memperjuangkan pendidikan bagi kaum perempuan. Lahir di Bandung, 4 Desember 1884 dari keluarga priyayi Sunda, putri pasangan Raden Somanegara dan Raden Ayu Permas. Ayahnya seorang patih di Bandung. Meskipun bertentangan dengan adat waktu itu, ayah-ibunya bersikukuh menyekolahkan Dewi Sartika di sekolah Belanda. Setelah ayahnya wafat, Dewi Sartika diasuh oleh pamannya (kakak ibunya) yang menjadi patih di Cicalengka. Dari pamannya itu, ia mendapatkan pengetahuan mengenai kebudayaan Sunda, sementara wawasan kebudayaan Barat didapatkannya dari seorang nyonya Asisten Residen berkebangsaan Belanda.

Umur sepuluh tahun Dewi Sartika sudah menunjukkan bakat pendidik dan kegigihan untuk meraih kemajuan. Sambil bermain di belakang gedung kepatihan, beliau sering memperagakan praktik di sekolah, belajar baca-tulis, dan Bahasa Belanda kepada anak-anak pembantu di kepatihan. Papan bilik kandang kereta, arang, dan pecahan genting dijadikannya alat bantu belajar. Pada waktu itu belum ada anak dari kalangan rakyat jelata yang memiliki kamampuan baca tulis dan bahasa Belanda.

" Bagaimana caranya agar bangsa kita bertambah maju? Hal itu oleh para pembesar sudah dipikirkan, yaitu kaum wanitanya harus maju pula, pintar seperti kaum laki-laki, sebab kaum wanita itu akan menjadi ibu. Merekalah yang paling dahulu mengajarkan pengetahuan kepada manusia, yaitu kepada anak-anak mereka, laki-laki maupun perempuan. "
16 Juli 1904 Dewi Sartika mendirikan Sakola Istri ( Sekolah Perempuan ) di Bandung. Tenaga pengajar terdiri dari tiga orang, Dewi Sartika, Ny. Poerwa, Ny. Oewid ( keduanya adalah sepupu Dewi Sartika ). Menggunakan ruang pendopo kabupaten Bandung. Murid angkatan pertamanya terdiri dari 20 orang. Sekolah ini menjadi lembaga pendidikan bagi perempuan yang pertama kali di dirikan di Hindia Belanda.  

Sekolah Raden Dewi Sartika
Setahun kemudian, 1905, sekolahnya menambah kelas, sehingga kemudian pindah ke Jalan Ciguriang, Kebon Cau. Lokasi baru ini dibeli Dewi Sartika dengan uang tabungan pribadinya, serta bantuan dana pribadi dari Bupati Bandung. Lulusan pertama keluar pada tahun 1909, membuktikan kepada bangsa kita bahwa perempuan memiliki kemampuan yang tak ada bedanya dengan laki-laki. Tahun 1910 ia memperbaiki sekolahnya dengan menggunakan harta pribadinya.

Tahun 1913 Sakola Istri kemudian diganti namanya menjadi Sakola Kautamaan Istri.

Tahun 1913 mendirikan organisasi Kautamaan Istri di Tasikmalaya yang menaungi sekolah-sekolah yang didirikan Dewi Sartika.Tahun 1929 Sakola Kautamaan Istri Berganti nama lagi menjadi Sekolah Raden Dewi Sartika dan oleh pemerintah Hindia Belanda dibangunkan gedung baru yang besar dan lengkap.

Beberapa tahun kemudian bermunculan beberapa Sakola Istri di Tanah Pasundan, terutama yang dikelola oleh perempuan-perempuan Sunda yang memiliki cita-cita yang sama dengan Dewi Sartika. Tahun 1912 sudah berdiri sembilan Sakola Istri di kota-kota kabupaten Pasundan. Semangat ini menyeberang ke Bukittinggi, Sumatera, di mana Sakola Kautamaan Istri didirikan oleh Encik Rama Saleh.

Tahun 1906 Dewi Sartika menikah dengan Raden Kanduruan Agah Suriawinata yang juga berprofesi sebagai pendidik. Pasangan suami isteri itu memiliki kesamaan visi dalam memajukan pendidikan masyarakat di lingkungannya.

Tahun 1947 terjadi Agresi Militer Belanda, Dewi Sartika ikut mengungsi bersama-sama para pejuang yang terus melakukan perlawanan untuk mempertahankan kemerdekaan. Saat mengungsi inilah, Dewi Sartika yang sudah berusia 62 tahun wafat tanggal 11 September 1947 di Cineam, Tasikmalaya, Jawa Barat. Makam Beliau kemudian di pindahkan ke Bandung.

Presiden Soekarno memutuskan bahwa Dewi Sartika adalah Pahlawan Nasional Indonesia berdasarkan SK Presiden no 152/1966.

Referensi : id.wikipedia.org
                     multi sumber

Senin, 21 Mei 2012

Cut Nyak Dien, Pahlawan Wanita Indonesia

  “ Sebagai perempuan Aceh, kita tidak boleh menumpahkan air mata pada orang yang sudah syahid “

Cut Nyak Dien adalah salah seorang pahlawan wanita Indonesia yang berasal dari Aceh. Ia lahir di Lampadang, Aceh tahun 1850. Berjuang melawan Belanda bersama suaminya, Ibrahim Lamnga, dalam Perang Aceh.  Ibrahim Lamnga tewas di Gle Tarum  29 Juni 1878 pada pertempuran melawan Belanda. Cut Nyak Dien bersumpah hanya akan bersedia menikah dengan laki-laki yang membantunya melawan Belanda dan membalas kematian suaminya. Tahun 1880 Cut Nyak Dien menikah dengan Teuku Umar, dan bersama-sama berperang melawan Belanda. Dari pernikahannya dengan Teuku Umar Cut Nyak Dien memperoleh seorang putri yang bernama Cut Gambang. Teuku Umar gugur 11 Februari 1899 pada pertempuran di Meulaboh.

26 Maret 1873 Belanda menyerang Aceh. Perang Aceh yang pertama berlangsung tahun 1873 – 1874, dipimpin oleh Panglima Polim dan Sultan Machmud Syah rakyat Aceh bertempur melawan Belanda. Belanda dipimpin oleh Johan Harmen Rudolf Kohler. Belanda membakar Masjid Raya Baiturrahman. Kesultanan Aceh memenangkan perang dan Kohler tewas April 1873.

“ Lihatlah wahai orang-orang Aceh! Tempat ibadat kita dirusak! Mereka telah mencorengkan nama Allah! Sampai kapan kita begini ? Sampai kapan kita akan menjadi budak Belanda? “     teriak Cut Nyak Dien.
Cut Nyak Dien ketika ditangkap Belanda

Cut Nyak Dien memimpin pertempuran melawan Belanda di pedalaman Meulaboh.  Tahun 1901 Cut Nyak Dien semakin tua dan sakit-sakitan ( rabun dan encok ) dan membuat iba para anggota pasukannya. Anak buahnya, Pang Laot, melaporkannya ke Belanda karena iba dengan kondisinya. Akhirnya Belanda menangkap sang pahlawan wanita ini dan membawanya ke Banda Aceh dan dirawat disana, kemudian  11 Desember 1905 diasingkan ke Sumedang, Jawa Barat bersama tahanan politik lainnya, sampai akhir  hayatnya. 

Cut Nyak Dhien meninggal disana 6 November 1908, dimakamkan di Gunung Puyuh, Sumedang, Jawa Barat.

Cut Nyak Dhien diakui sebagai Pahlawan Nasional Indonesia oleh Presiden Soekarno melalui SK Presiden RI No. 106 tanggal 2 Mei 1964.

Referensi : id.wikipedia.org dan multi sumber

Selasa, 15 Mei 2012

Sultanah Safiatuddin, Ratu dari Negeri Aceh

Sultanah Safiatuddin memerintah Aceh selama 35 tahun dari 1641 s.d  1675 menggantikan suaminya, Sultan Iskandar Tsani ( 1637 – 1641 ). Lahir tahun 1612, anak tertua dari Sultan Iskandar Muda, dengan nama Putri Sri Alam. Ia putri yang rupawan dan cerdas.  Ia  gemar menulis sajak dan cerita. Ia membantu berdirinya perpustakaan di negerinya dan aktif mengembangkan ilmu pengetahuan. Ia sangat memajukan pendidikan bagi pria dan wanita. Selain bahasa Aceh dan Melayu, ia juga menguasai bahasa Spanyol, Arab, Persia dan Urdu. Ia dinikahkan dengan Iskandar Thani, Putra Sultan Pahang.

Sultanah Safiatuddin turut andil dalam Perang Malaka tahun 1639. Ia membentuk barisan perempuan pengawal istana untuk berperang. Usaha-usaha Belanda dan VOC tidak berhasil masuk ke Aceh. Ia meneruskan tradisi pemberian hadiah tanah kepada para pahlawan perang. Ia memerintah dengan bijak dan cerdas. Pada masa pemerintahannya hukum dijalankan dengan baik. Ilmu pengetahuan dan Sastra berkembang pesat pada saat itu.  Ia sangat dihormati oleh rakyatnya dan disegani oleh Belanda, Portugis, Inggris, India dan Arab.    
Monumen Taman Ratu Safiatuddin

Sultanah Safiatuddin mempunyai dua orang ulama penasihat Negara yaitu, Nuruddin ar- Raniri dan Abdurrauf Singkil.  Ia meminta Nuruddin menulis sebuah buku untuk kepentingan rakyatnya dengan judul     “ Hidayatul Imam “.

Sang Ratu Aceh ini meninggal 23 Oktober 1675.

Referensi : id.wikipedia.org

Senin, 14 Mei 2012

RA Kartini, pejuang emansipasi wanita Indonesia

RA Kartini
"...Agama harus menjaga kita daripada berbuat dosa, tetapi berapa banyaknya dosa diperbuat orang atas   nama agama itu..."


“Apa pedulinya, agama mana yang dipeluk orang dan bangsa mana dia, jiwa yang mulia tetap juga jiwa yang mulia, dan orang yang budiman tetap juga orang yang budiman. Hamba Allah ada di tiap-tiap agama, di tengah-tengah tiap-tiap bangsa.”

Indonesia memiliki tokoh pahlawan wanita yang memberi pengaruh besar terhadap kebangkitan wanita bangsa Indonesia. Dialah Raden Ajeng Kartini, lahir di Jepara, Jawa Tengah, 21 April 1879. Kartini lahir di kalangan bangsawan Jawa, ia anak ke-5 dari 11 bersaudara  Bupati Jepara, Raden Mas Adipati  Ario Sosroningrat. Kartini sekolah di ELS ( Europe Lagere School ) sampai usia 12 tahun, setelah usia itu ia harus tinggal di rumah dan dipingit. Di ELS ia belajar Bahasa Belanda. Kepiawaian berbahasa Belanda inilah yang membantunya berkorespondesi dengan tema-temannya di Belanda. Kartini banyak memperoleh wawasan tentang hak-hak perempuan di Belanda. Kartini juga banyak membaca surat kabar dan majalah dari Belanda dan Eropa serta majalah berbahasa Belanda di Semarang, De Locomotief. Rosa Abendanon adalah salah satu temannya di Belanda yang paling banyak mendukungnya dan banyak mempengaruhi pemikiran-pemikiran Kartini untuk memajukan perempuan pribumi, yang waktu itu berada pada status sosial yang rendah. Kartini juga sangat menyukai buku Max Havelaar karya Multatuli.

Kartini memperjuangkan hak-hak perempuan Indonesia untuk memperoleh kebebasan untuk menuntut ilmu, otonomi dan persamaan hukum. Pada saat itu perempuan pribumi terkungkung oleh adat, tidak bebas menuntut ilmu di bangku sekolah, harus dipingit, dinikahkan dengan lelaki yang telah dijodohkan oleh keluarganya, dan harus sedia dimadu.

RA Kartini dan KRM A.A.S Djojo Adhiningrat
Kartini dijodohkan dengan Bupati Rembang, KRM Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, sebagai istri keempat. Mereka menikah 12 November 1903. Suaminya mendukung perjuangan Kartini dan mendukung pendirian sekolah wanita di Rembang. Mereka dikarunia seorang anak, RM Soesalit, 13 September 1904. Beberapa hari setelah melahirkan Kartini menghembuskan nafas terakhirnya 17 September 1904 pada usia 25 tahun.

Setelah RA Kartini meninggal didirikan Yayasan Kartini oleh keluarga dari seorang tokoh politik Van Deventer. Yayasan ini mendukung beberapa sekolah wanita di Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan daerah lainnya.

Mr. J.H Abendanon, Menteri Kebudayaan Agama dan Kerajinan saat itu,  membukukan surat-surat Kartini kepada teman-temannya, dengan judul       “ Door Duisternis tot Licht “ ( Dari Kegelapan Menuju Cahaya ) tahun 1911. Balai Pustaka menerbitkannya dalam bahasa Melayu dengan judul “ Habis Gelap Terbitlah Terang “.

Sekolah wanita Kartini
Tiap tanggal 21 April bangsa Indonesia memperingati Hari Kartini, untuk mengenang jasa-jasa tokoh emansipasi wanita nasional ini.

Bagi saya ada dua macam bangsawan, ialah bangsawan fikiran dan bangsawan budi. Tidaklah yang lebih gila dan bodoh menurut pendapat saya dari pada melihat orang yang membanggakan asal keturunannya. (Surat Kartini kepada Nona Zeehander, 18 Agustus 1899)



Sesungguhnya adat sopan-santun kami orang Jawa amatlah rumit. Adikku harus merangkak bila hendak lalu di hadapanku. Kalau adikku duduk di kursi, saat aku lalu, haruslah segera ia turun duduk di tanah, dengan menundukkan kepala, sampai aku tidak kelihatan lagi. Adik-adikku tidak boleh berkamu dan berengkau kepadaku. Mereka hanya boleh menegur aku dalam bahasa kromo inggil (bahasa Jawa tingkat tinggi). Tiap kalimat yang diucapkan haruslah diakhiri dengan sembah. Berdiri bulu kuduk bila kita berada dalam lingkungan keluarga bumiputera yang ningrat. Bercakap-cakap dengan orang yang lebih tinggi derajatnya, harus perlahan-lahan, sehingga orang yang di dekatnya sajalah yang dapat mendengar. Seorang gadis harus perlahan-lahan jalannya, langkahnya pendek-pendek, gerakannya lambat seperti siput, bila berjalan agak cepat, dicaci orang, disebut "kuda liar". (Surat Kartini kepada Stella, 18 Agustus 1899)
Peduli apa aku dengan segala tata cara itu ... Segala peraturan, semua itu bikinan manusia, dan menyiksa diriku saja. Kau tidak dapat membayangkan bagaimana rumitnya etiket di dunia keningratan Jawa itu ... Tapi sekarang mulai dengan aku, antara kami (Kartini, Roekmini, dan Kardinah) tidak ada tata cara lagi. Perasaan kami sendiri yang akan menentukan sampai batas-batas mana cara liberal itu boleh dijalankan. (Surat Kartini kepada Stella, 18 Agustus 1899)

Alangkah besar bedanya bagi masyarakat Indonesia bila kaum perempuan dididik baik-baik. Dan untuk keperluan perempuan itu sendiri, berharaplah kami dengan harapan yang sangat supaya disediakan pelajaran dan pendidikan, karena inilah yang akan membawa behagia baginya (Surat Kartini kepada Nyonya Van Kool, Agustus 1901)

Di wilayah-wilayah yang diperintah langsung (oleh Belanda), nasib wanita-wanita tidak separah saudara-saudara mereka di daerah-daerah yang diperintah kesultanan, seperti di Surakarta dan Jogjakarta. Disini wanita sudah untung kalau suaminya memiliki 1, 2,3 atau 4 isteri. Di daerah-daerah kesultanan ini, wanita-wanita disitu akan menertawakannya. Sulit menemukan lelaki dengan 1 isteri. Diantara kaum aristokrat, khususnya dlm lingkungan sultan, para suami biiasanya memiliki 26 isteri. Apakah kondisi ini akan berlanjut, Stella ?
Bangsa kami begitu terbiasa dgn adat ini dan menganggap cara dimadu lelaki ini sebagai satu-satunya cara bagi wanita untuuk memenuhi kebutuhannya. Tetapi saya tahu dari wanita-wanita yang saya kenal, dalam hati mereka, mereka mengutuk hak-hak lelaki ini. Tetapi kutukan tidak ada gunanya, sesuatu harus dilakukan.
… Ya, Stella, saya juga tahu bahwa di Eropa keadaan moralitas lelaki juga tragis …  tetapi ibu-ibu muda di sana bisa berbuat lebih banyak. Saya ingin sekali mendapatkan anak-anak, lelaki atau perempuan … Tetapi yg paling penting saya tidak pernah akan melanjutkan adat menyedihkan dimana anak lelaki lebih diprioritaskan daripada anak perempuan. Bahkan sejak kecil, lelaki diajarkan untuk merendahkan wanita. Sering saya mendengar ibu-ibu mengatakan kepada anak-anak lelaki mereka kalau mereka jatuh dan menangis:”Jangan cengeng seperti perempuan!”   ( Surat Kartini kepada Stella Zeehandelaar, Agustus 1901 ).


Referensi :  id.wikipedia.org
                     id.wikiquote.org
                     multisumber

Rabu, 09 Mei 2012

Pangeran Charles Quotes

“ Ayah  berkata : jika kamu bertemu dengan seorang  ' Lady ' yang berpakaian sepertimu, kamu harus melihat lurus ke matanya.”


“ Apakah Anda serius mengharapkan saya menjadi Pangeran Inggris  pertama dalam sejarah yang tidak memiliki seorang wanita simpanan ? “


“ Hongkong telah menciptakan salah satu masyarakat tersuksess di  muka bumi. “


“ Saya sangat percaya bahwa setiap orang memiliki suatu bakat yang diberikan oleh Tuhan. “


“ Saya lebih senang bepergian dengan bus. “


Referensi : www.brainyquote.com

Ratu Elizabeth II, Ratu yang panjang umur

Hampir semua penduduk bumi mengenal siapa wanita ini, Elizabeth Alexandra Mary, atau kita kenal dengan sebutan Ratu Elizabeth II, Ratu Inggris Raya dan juga Kepala Persemakmuran Inggris  sejak Februari 1952, setelah ayahnya, wafat, hingga sekarang. Sampai saat ini ia tercatat sebagai yang  terlama kedua yang memerintah di Inggris setelah Ratu Victoria. Banyak gelar atau sebutan untuknya : Her Majesty The Queen, Her Royal Highness The Princess Elizabeth, Duchess of Edinburgh,  Her Royal Highness Princess Elizabeth of York.

Ratu Elizabeth II Lahir di Mayfair, London, 21 April 1926. Ia anak dari Raja George VI dan Elizabeth Bowes - Lyon. Ratu Elizabeth menikah dengan Pangeran Philip dan memiliki empat orang anak, Pangeran Charles, Puteri Anne ( Princess Royal ), Pangeran Andrew ( Duke of York ), dan Pangeran Edward ( Earl of  Wessex ).


Sang Ratu memiliki fikiran - fikiran yang cerdas dan bijak seperti kalimat - kalimat yang telah diucapkannya berikut ini :


 " Kita adalah orang-orang moderat, pragmatis, lebih nyaman dengan hal-hal praktis daripada hal yang bersifat teori. "

 " Saya telah menyatukan diri saya sendiri kedalam sebuah perkawinan dengan seorang suami yang bernama Kerajaan Inggris. "
Ratu Elizabeth dan Pangeran Philip


" Untukku, musuh membiarkanku mempertahankan diri dari kepura-puraan teman"

" Saya tahu, saya memiliki tubuh lemah seorang wanita, tetapi saya memiliki hati dan perut seorang raja. "


" Orang yang melupakan Tuhan, juga akan melupakan orang yang menolongnya."


" Tidak pernah ada fikiran untuk menyerang tetanggaku."


" Saya tidak akan pernah bisa dipaksa untuk melakukan sesuatu."

" Kekuatan jahat sangat berbahaya di tangan orang yang ambisius."


 " Tidak ada keajaiban dalam diri seorang wanita yang belajar untuk berbicara, tetapi akan ada pelajaran baginya untuk mengendalikan lidahnya."

                                                          

Referensi : en.wikipedia.org
                     elizabethi.org

Selasa, 08 Mei 2012

The Iron Lady, Margaret Thatcher

   "Dia memiliki bibir Marilyn Monroe dan mata Kaligula."
    ujar   François Mitterand, Presiden Perancis.

Margaret Thatcher adalah satu-satunya wanita yang menjabat sebagai Perdana Menteri Inggris. Ia memiliki masa jabatan terpanjang sepanjang abad 20 dari 4 Mei  1979 sampai  4 Mei  1990. Ia juga seorang wanita yang menjadi pimpinan partai politik besar di Inggris . Ia dijuluki sebagai  ‘ Iron Lady ‘.

8 Oktober 1959 ia memulai karir politiknya dengan menjadi anggota Parlemen.  20 Juni 1970 sampai dengan 4 Maret 1974 ia menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Sains. 11 Februari 1975 s.d 4 Mei 1979 ia menjadi pemimpin oposisi.  4 Mei 1979 ia dilantik menjadi Perdana Menteri Inggris Raya menggantikan James Callaghan. Ide briliannya adalah privatisasi industri nasional yang menghasilkan British Airways dan British Steel.

Margaret sang ahli kimia
Margaret Hilda Thatcher  lahir di Grantham, Lincolnshire, Inggris, 13 Oktober 1925. Ayahnya bernama Alfred Roberts, dan ibunya bernama Beatrice Ethel. Sebelum terjun ke dunia politik  Margaret  adalah seorang ahli kimia dan kemudian menjadi seorang pengacara. Ia memperoleh gelar sarjana di bidang sains dari Somerville College, Oxpord. ( 1943 - 1947 ). Ia merupakan figur wanita tangguh yang cerdas, disiplin, percaya diri dan pekerja keras. 

February 1951 ia menikah dengan Dennis Thatcher, seorang pengusaha sukses dan kaya raya. Dennis sangat mendukung karir politiknya.

Margaret dan Dennis Thatcher


" Eropa tercipta oleh sejarah. Amerika tercipta oleh filosofi "

" Saya berada dalam dunia politik, dimana terdapat konflik antara yang baik dan jahat, dan saya percaya bahwa pada akhirnya yang baik yang jadi pemenangnya."

" Saya tidak mempermasalahkan seberapa banyak para Menteri berbicara, selama mereka melakukan apa yang saya katakan. "

" Saya tidak menerima apapun dari Liberalisme Wanita. "

" Uang tidak datang dari surga. Uang harus dicari disini di bumi. "

" Rencanakan pekerjaanmu hari ini, kemudian kerjakan rencanamu. "
" Berdiri di tengah jalan sangatlah berbahaya, kita bisa tertabrak kendaraan dari dua arah. "

" Tidak akan ada kebebasan jika tidak ada kebebasan ekonomi."


Referensi : en.wikipedia.org
                     brainyquote.com
                      multisumber