Kamis, 20 Desember 2012

Srikandi in Love



gambar diambil dari www.wayangprabu.com
“ Apakah nyanyian laut berakhir di pantai atau dalam hati mereka yang mendengarnya?” (Khalil Gibran)

Gagah perkasa, berparas rupawan, keturunan raja, dialah  Arjuna, Lelaki Lelalaning Jagat, pandai merayu, semua wanita jatuh hati padanya, sehingga dia terkenal sebagai playboy. Dan Srikandi, seorang gadis cantik, pintar, mahir seni bela diri dan terkenal tomboy. Mereka dipertemukan oleh Dewa Asmara. Kisah cinta terjalin penuh gelora.

Suatu hari Srikandi melihat Arjuna di sebuah taman sedang mengajari kekasihnya Rarasati memanah.  Srikandi terpukau oleh kemahiran Arjuna memanah, sungguh gagah dan berkharisma. Srikandi juga terpesona oleh sosok Arjuna yang ganteng dan rupawan.  Srikandi ingin belajar memanah pada Arjuna. Gadis itu meminta Arjuna untuk mengajarinya.

Beberapa waktu sebelumnya Srikandi datang ke pesta pernikahan Arjuna dan Dewi Subadra. "Sungguh tampan pengantin pria itu, gagah, ganteng….aku ingin sekali bertukar tempat dengan sang pengantin perempuan itu.” Srikandi berbicara dalam hati. 

“ Aku ingin mencintaimu dengan sederhana... seperti kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu... Aku ingin mencintaimu dengan sederhana... seperti isyarat yang tak sempat dikirimkan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada...”  (Sapardi Djoko Damono)

Srikandi belajar memanah dengan tekun. Dia seksama mendengarkan penjelasan dari Arjuna mengenai teknik-teknik memanah yang baik.  Srikandi mempelajari ilmu perang pada Arjuna. Gadis tomboy ini ingin menjadi ksatria wanita yang tangguh dan mahir memanah. Seiring dengan meningkatnya ilmu yang dimiliki Srikandi, tali kasih diantara keduanya semakin erat. Srikandi tak ingin jauh-jauh dari Arjuna. Begitupun Arjuna, ia jatuh cinta pada kecantikan Srikandi, pada pribadinya yang unik dan daya tarik yang berbeda dari wanita-wanita cantik lainnya. Meskipun Arjuna telah memiliki banyak kekasih wanita-wanita jelita, ia melihat Srikandi memiliki kecantikan dan keanggunan tersendiri, antara sifat lemah lembut yang feminin dan ketegasan serta keperkasaan seorang pria. Dengan kata lain, Srikandi cantik tapi tomboy.

Namun kisah cinta ini tidak berjalan mulus. Keluarga Srikandi menentang. Mereka tak setuju Srikandi menikah dengan Arjuna yang playboy dan memiliki banyak isteri serta kekasih. Orang tua Srikandi telah menjodohkan Srikandi dengan Jungkungmardeya, seorang raja dari negeri tetangga,lajang, kaya, berkuasa dan juga tampan. Srikandi menolak perjodohan itu. Pesona Arjuna telah merasuk sukma.

Srikandi yang gundah gulana pergi ke Madukara tempat tinggal Arjuna. Ia berjalan kaki menembus hutan belantara. Onak duri dan ranting-ranting yang melukai tubuhnya tidak dia pedulikan. Sambil meneteskan air mata ia terus berjalan. Ia kecapaian, kemudian jatuh tersungkur dan pingsan beberapa langkah di depan gerbang Madukara. Ketika ia tersadar dan membuka mata sungguh tak terkira senang hatinya, ia berada di kaputren Madukara. Ia merasa aman tenteram dan damai. Ia yakin dan percaya pada Arjuna. Arjuna akan selalu melindunginya. Gadis keras kepala itu tinggal beberapa waktu di sana.

Setetes airmata menyatukanku dengan mereka yang patah hati; seulas senyum menjadi sebuah tanda kebahagiaanku dalam keberadaan... Aku merasa lebih baik jika aku mati dalam hasrat dan kerinduan... ketimbang jika aku hidup menjemukan dan putus asa “ (Khalil Gibran)

gambar diambil dari www.wayangprabu.com
Singkat cerita, di negeri Pancala, tempat asal Srikandi, terjadi huru-hara dan peperangan yang mengancam. Srikandi yang telah memperdalam ilmu perang terpanggil untuk membela negeri kelahiran tercinta. Berat memang ketika ia harus berpisah dengan kekasihnya Arjuna. Tapi dia harus rela berkorban untuk negeri yang dicintai dan keluarga yang dikasihi. Srikandi pun kembali ke negeri Pancala.

“ Kucintai desa kelahiranku dengan sebagian cintaku untuk negeri, kucintai negeriku dengan sebagian cintaku untuk bumi.” (Khalil Gibran)

Srikandi mengakhiri petualangan cinta sang Arjuna.

Selasa, 18 Desember 2012

5 GOLDEN WORDS OF LIFE



5 GOLDEN WORDS OF LIFE 

1. Hujan lebat mengingatkan kita akan tantangan dalam hidup ini. Jangan pernah minta hujan rintik2, tapi berdoalah minta payung yang lebih besar dan kokoh. Itulah Sikap Hidup.

2. Saat banjir datang, ikan makan semut2 dan ketika banjir surut semut2 makan ikan. Hanya soal waktu. Bertahanlah, sebab Tuhan memberi kesempatan bagi setiap orang.

3. Hidup bukanlah tentang bagaimana menemukan orang yg tepat, tapi bagaimana menciptakan hubungan yg tepat. Bukan pula bagaimana kita peduli pada awalnya tapi seberapa besar kita peduli sampai pada akhirnya!

4.Ada orang2 yg selalu melempar kan batu pada perjalanan kita. Terserah kita akan kita jadikan apa batu2 itu. Tembok atau Jembatan? Ingat, kita adalah arsitek dari kehidupan kita!

5.Setiap masalah mempunyai solusi (n+1), dimana n adalah jumlah solusi yg sdh kita coba, dan 1 adalah yg belum kita coba. Itulah hidup..;)

Sumber : unknown

Ariel, si Puteri Duyung yang jatuh cinta




" Jika cinta tidak dapat mengembalikan engkau kepadaku dalam kehidupan ini, pastilah cinta akan menyatukan kita dalam kehidupan yang akan datang." (Khalil Gibran)

Nun jauh di tengah lautan hiduplah seorang puteri duyung bersama keluarganya. Puteri itu bernama Ariel. Ia puteri bungsu dari seorang raja laut bernama Triton. Parasnya cantik rupawan. Bentuk tubuh indah dengan kaki berbentuk ikan. Ariel bersama kelima kakak perempuannya hidup bahagia di dasar lautan. Tapi Ariel memiliki keinginan lain. Ia sangat ingin mengetahui keadaan dunia di daratan dan tinggal di sana.

Suatu hari seorang pangeran tampan berlayar di lautan dekat dengan tempat tinggal keluarga Ariel si puteri duyung. Tiba-tiba badai dan ombak yang dahsyat datang membuat kapal layar yang ditumpanginya oleng. Kapal itu terbalik dan perlahan-lahan tenggelam.. 

Ariel yang sedang bermain-main di tengah lautan melihat kecelakaan itu. Ia menghampiri untuk menolong. Ia melihat seorang pemuda kelelahan berusaha menyelamatkan diri. Ariel menolong pemuda yang pingsan itu ke tepi pantai. “ Wajahnya tampan sekali…perawakannya pun gagah.” Ia bergumam. Ia dengan telaten mengobati luka-luka pemuda itu sambil menyenandungkan sebuah lagu. Merdu sekali. Selesai memberikan pertolongan Ariel pun berlalu pergi. Pada saat itu pemuda itu tersadar dan sempat melihat gadis cantik yang telah menolongnya. Ia terpana hingga tak sempat memanggil gadis itu untuk mengucapkan terima kasih.

Sesampainya di dasar laut Ariel menceritakan pertemuannya dengan seorang manusia tampan hari itu kepada kakak-kakak perempuannya. Namun mereka mengingatkan Ariel untuk tidak jatuh cinta dengan manusia. Karena kehidupan di lautan dan di daratan berbeda. Puteri Duyung dan manusia tidak akan bisa bersatu. Terdapat banyak rintangan yang akan menghadang.

" Cinta adalah ketidakpedulian yang buta. Ia bermula dari ujung masa muda dan berakhir pada pangkal masa muda." (Khalil Gibran)

Bukannya Ariel tak peduli dengan nasihat kakak-kakaknya. Tapi dia tak bisa menahan gejolak di hatinya. Ia terkena panah Dewa Asmara.  Sejak ia bertemu dengan lelaki berwajah tampan itu. Ada perasaan lain dihatinya. Ia lebih senang menyendiri. Wajah pemuda itu selalu terbayang-bayang. Ia jadi sering mengkhayal bertemu lagi dengan pemuda itu. 

Hari demi hari berlalu perasaan rindu di dada Ariel tak terbendung lagi. Ia ingin bertemu pangeran muda tampan itu.

Sejak engkau bertemu lelaki bermata lembut
Ada yang tersentak dari dalam dadamu
Menyendiri duduk dalam kenang
Bersenandung nyanyian kasmaran
Dan tersenyum entah untuk siapa

Nampaknya engkau tengah mabuk kepayang
Kau pahat langit dengan angan-angan
Kau ukir malam dengan bayang-bayang

Jangan hanya diam engkau simpan dalam duduk termenung
Malam yang engkau sapa lewat tanpa jawab


Bersikaplah jujur dan terbuka
Tumpahkanlah perasaan yang sarat dengan cinta yang panas bergelora
Barangkali takdir tengah bicara
Ia diperuntukkan buatmu
Dan pandangan matanya memang buatmu

Mengapa engkau harus sembunyi dari kenyataan
Cinta kasih sejati kadang datang tak terduga
Bergegaslah bangun dari mimpi
Atau engkau akan kehilangan keindahan yang tengah engkau genggam
Anggap saja takdir tengah bicara
Ia datang dari langit buatmu dan pandangan matanya khusus buatmu


( Lirik lagu Ebiet G. Ade)




Di sebuah taman istana yang asri seorang pangeran muda duduk menyendiri. Dia terlihat sedang memikirkan sesuatu. “ Siapakah dia? Wajahnya begitu cantik. Suaranya merdu sekali. Kenapa ada gadis cantik di tengah lautan? Sedang apa dia“.

" Beritahu aku oh manusia, beritahu aku! Siapa diantara kalian yang tidak akan bangun dari tidur kehidupan, jika cinta telah membasuh jiwamu dengan jari-jarinya." (Khalil Gibran)

Waktu berlalu dalam keheningan. Pangeran muda itu terus memikirkan gadis itu. Beberapa kali ia mengajak para pengawal berlayar lagi di lautan. Berharap bertemu dengan gadis cantik itu. Namun harapannya belum sempat terwujud.

Minggu, 16 Desember 2012

Rama, Sinta, Rahwana dan Misteri Cinta



Demikian senja turun dan Sita terkapar  
Di ranjang. Walau begitu jangan kau tanya
Mengapa semua ini terjadi;
Pada kobaran api yang menyala di tegalan,
(puisi karya Soni Farid Maulana)

Rahwana tak selamanya berbuat jahat. Ia tak seburuk yang orang kira. Ia selalu bersikap sopan. Jantan. Jujur. Ia tulus mencintai Sinta. Tak pernah menyentuh Sinta. Dia setia menunggu hingga Sinta menerima cintanya. Sosoknya pun gagah.  Rahwana sangat memanjakan Sinta, ia melimpahi wanita yang dicintainya itu dengan segala kemewahan. perilaku Rahwana meluluhkan hati Sinta

“Malam, menjadikan mata jernih melihat kenikmatan di dunia dan menjadikan
misteri-misteri keabadian di dunia ini hadir.” ( Khalil Gibran)

Ada saat-saat dimana Rahwana harus pergi meninggalkan istananya sementara waktu. Tapi Sinta tidak pernah mengambil kesempatan untuk melarikan diri. Sinta memang ingin tinggal bersama Rahwana.

Mungkin Sinta jatuh cinta pada Rahwana. Mungkin Sinta mengagumi kegigihan Rahwana yang berjuang merebut cintanya. Mungkin Sinta merasa tersanjung dengan perlakuan Rahwana. Mungkin Sinta mendamba pelukan rahwana.  Hati seorang wanita seperti hutan yang lebat, begitu pula hati Sinta, penuh misteri.

“ Ketika kita menemukan seseorang yang keunikannya sejalan dengan kita, kita bergabung dengannya dan jatuh ke dalam suatu keanehan serupa yang dinamakan cinta.” (Khalil Gibran)

Kecewa dan patah hati karena Rama tak kunjung menjemput dirinya.? Memang, Rama pernah meminta temannya, Hanoman, untuk menemui Sinta dan memberi hadiah sebuah cincin. Tak cukup besarkah cinta Rama? Atau Sinta tak pernah sepenuhnya mencintai Rama? Atau memang Sinta tidak setia?

 “ Tapi ketika cinta itu mati, kamu tidak perlu mati bersama cinta itu.” (Khalil Gibran)


Nun jauh di sana, seorang pria tampan termenung.....Telah bertahun-tahun Sinta tinggal di istana Rahwana. Tentu ada saat dimana Sinta menghabiskan malam di peraduan Rahwana. Ia cemburu.

Ia ragu....mungkinkah Rahwana tidak pernah menculik Sinta? Mungkinkah Sinta yang membiarkan dirinya jatuh ke pelukan Rahwana? 

“ Mungkin akan tiba saatnya dimana kita harus berhenti mencintai seseorang, bukan karena dia berhenti mencintai kita melainkan karena kita menyadari bahwa dia akan lebih berbahagia apabila kita melepaskannya.”  (Khalil Gibran)



Elegi Sinta

( puisi karya Dorothea Rosa Herliany)
 
aku sinta yang urung membakar diri.
demi darah suci
bagi lelaki paling pengecut bernama rama.
lalu aku basuh tubuhku, dengan darah hitam.
agar hangat gelora cintaku.
tumbuh di padang pendakian yang paling hina.


kuburu rahwana,
dan kuminta ia menyetubuhi nafasku
menuju kehampaan langit.
kubiarkan terbang, agar tangan yang
takut dan kalah itu tak mampu menggapaiku.


siapa bilang cintaku putih? mungkin abu,
atau bahkan segelap hidupku.
tapi dengarlah ringkikku yang indah.
menggosongkan segala yang keramat dan abadi. 

 
kuraih hidupku, tidak dalam api
–rumah bagi para pendosa.
tapi dalam kesunyian yang sia-sia dan papa.            
agar sejarahku terpisah dari para penakut
dan pendusta. rama…

 
(Dorothea Rosa Herliany, Elegi Sinta)