Rabu, 13 Juli 2016

Mumtaz Mahal, permata istana Mughal


“ Cinta memiliki jemari yang sehalus sutera, yang kuku-kukunya runcing meremas jantung dan membuat manusia menderita karena duka. Dan cinta adalah sekumpulan duka yang terangkum dalam pujian do’a, membungbung ke angkasa bersama harum aroma dupa.” – Khalil Gibran

Arjumand Banu Begam, wanita cantik keturunan bangsawan Persia. Lahir bulan April tahun 1593 di kota Agra. Pada usia empat belas tahun ia diperkenalkan kepada Pangeran Khurram, pewaris kerajaan besar Islam Mughal, yang masih berusia lima belas tahun. Pangeran Khurram jatuh cinta pada pandangan pertama. Lima tahun kemudian Pangeran Khurram (yang kemudian dikenal dengan nama Syah Jahan) menikahi Arjumand Banu Begam sebagai isteri ketiganya. Setelah menikah Arjumand diberi gelar atau dijuluki Mumtaz Mahal, yang berarti permata istana.

Mumtaz Mahal adalah isteri kesayangan dan satu-satunya cinta sejati Pangeran Khurram (Syah Jahan).  Mumtaz Mahal adalah isteri ketiga, tapi hanya dengannya Syah Jahan mengalami pernikahan yang dalam, intim dan penuh kasih sayang. Pernikahan dengan isteri pertama, Akbar Abadi Mahal, dan isteri kedua, Kandahari Mahal, hanyalah bersifat status semata dan kepentingan politik kerajaan. Tak ada hubungan cinta kasih dan keintiman antara Syah Jahan dengan isteri pertama dan isteri keduanya tersebut.

“ Setiap orang muda pasti teringat cinta pertamanya dan mencoba menangkap kembali hari-hari asing itu, yang kenangannya mengubah perasaan direlung hatinya dan membuatnya begitu bahagia di balik kepahitan yang penuh misteri. “ – khalil Gibran

Mumtaz Mahal sering mendampingi Syah Jahan dalam perang dan berbagai acara kerajaan. Meskipun pengaruh politik yang dimiliki Mumtaz sangatlah minim, tapi ia mampu mempengaruhi suaminya dalam beberapa kebijakan. Mumtaz diberi tanggung jawab untuk memegang stempel kerajaan.Wanita cantik ini dikenal oleh rakyatnya dengan kebaikan hatinya. Ia menggunakan tunjangan yang diperolehnya dari kerajaan untuk membantu fakir miskin.

Tahun 1630 Mumtaz Mahal mendampingi suaminya dalam pertempuran di Deccan Plateau. Dan ini adalah perjalanannya yang terkahir mendampingi suaminya dalam perang. Ia meninggal tanggal 17 Juni 1631 dalam tenda perkemahan, sesaat setelah melahirkan anak yang ke-14.


Syah Jahan sangat terpukul. Untuk mengenang isteri tercintanya ia membangun Taj Mahal.  Didalam bangunan indah nan megah tersebut terdapat makam Mumtaz Mahal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar