"Berpasangan engkau dalam mengurai kebersamaan. Karena tidak ada yang benar-benar hidup sendirian. Bahkan keindahan syurga tidak mampu menghapus kesepian Adam." - Khalil Gibran
Tersebutlah kisah tentang sebuah negeri yang damai dengan pemandangan alam yang indah,
rakyat yang sejahtera, dan dipimpin oleh seorang raja yang adil bijaksana. Sang
raja memiliki seorang ratu yang cantik yang gemar merajut dan membordir.
Suatu hari di musim dingin yang bersalju, ratu membordir
sehelai kain, dengan rangka kayu ebony yang ia gunakan untuk merapikan kain.
Tiba-tiba jarum melukai tangannya. Ratu pun berkata pada dirinya sendiri sambil
menerawang ke luar jendela memperhatikan salju yang jatuh melayang ke tanah : “
Seandainya aku memiliki seorang puteri
cantik yang berkulit seputih salju, bibir semerah darah dan rambut sehitam kayu
ebony…”.
Beberapa bulan kemudian ratu melahirkan bayi perempuan
mungil nan cantik, kulit seputih salju, bibir semerah darah, rambut sehitam
kayu ebony, seperti yang diharapkannya. Tapi malang, sang ratu meninggal dunia
beberapa saat setelah melahirkan.
Bayi mungil itu diberi nama Puteri Salju. Raja berpikir, puterinya harus memiliki seorang ibu yang akan merawat dan mendidiknya. Ia harus menikah lagi.
Raja pun mencoba menjalin hubungan dengan beberapa perempuan cantik. Salah satu perempuan sangat cantik mampu memikat hati Raja. Kemudian Raja menikahi perempuan itu dan menjadikan Sang Ratu yang baru.
Tapi, sang ratu ternyata memiliki kepribadian yang angkuh dan tidak mau terkalahkan kecantikannya oleh siapapun. Ia selalu membawa sebuah cermin ajaib kemanapun ia pergi. Setiap hari ia selalu bertanya pada cermin ajaibnya : " Siapakah yang wanita paling cantik di dunia ini ? ". Cermin itu selalu menjawab pertanyaan ratu dengan jawaban yang sama : " Anda yang paling cantik.". Ratu sangat terobsesi Jdengan kecantikannya, ia selalu ingin menjadi yang paling cantik di seluruh jagat raya.
" Keindahan adalah menatap keabadian diri sendiri di dalam cermin." - Khalil Gibran
Belasan tahun telah berlalu, Puteri Salju telah tumbuh menjadi gadis remaja yang cantik luar biasa.
Suatu hari di musim semi, Ratu bertanya pada cermin ajaibnya : " Wahai cermin, siapakah wanita paling cantik di bumi ini?". Kali ini sang cermin menjawab pertanyaannya dengan jawaban yang berbeda dengan sebelumnya : " Puteri Salju.".
Mendengar jawaban cermin ajaib kali ini ia sangat marah dan sangat benci pada Puteri Salju. Ia memikirkan hal jahat. Ia ingin membunuh Sang Puteri, agar kecantikannya tak ada yang menandinginya lagi.
Ratu menyuruh para pemburu bayaran untuk membunuh Puteri Salju. " Bawalah Puteri Salju ke hutan. Bunuhlah. Bawa hatinya sebagai bukti."
Sampailah di sebuah hutan. tapi pimpinan pemburu tak tega membunuh sang puteri. Ia menyuruh Puteri Salju untuk melarikan diri ke hutan.Ia telah berjanji pada Ratu untuk membawa hati Puteri Salju sebagai bukti, maka ia pun memburu dan membunuh seekor babi hutan dan mempersembahkan hati binatang tersebut pada Ratu cantik tapi berhati iblis.
Puteri Salju berjalan di hutan tanpa tujuan. Sampailah ia di depan sebuah rumah mungil. Ia masuk ke rumah tersebut dan tertidur karena kecapaian.
“Jauhkan aku dari
manusia yang tidak mau menyatakan kebenaran kecuali jika ia berniat menyakiti
hati, dan dari manusia yang bersikap baik tapi berniat buruk, dan dari manusia
yang mendapatkan penghargaan dengan jalan memperlihatkan kesalahan orang lain” - Khalil Gibran
Malam hari, para kurcaci pulang dari bekerja menggali emas. Mereka terkejut mendapati ada seorang gadis cantik jelita tengah tidur di rumah mereka. Tujuh kurcaci itu sangat penasaran siapakah gadis itu, tapi mereka tak tega untuk membangunkan gadis yang sedang lelap. Mereka menunggu dengan sabar. Keesokan harinya, Puteri Salju bangun. Para kurcaci mengelilinginya dan memberondong berbagai pertanyaan. Siapakah namamu? Darimana asalmu? Kenapa ada gadis cantik di hutan? dan banyak lagi pertanyaan para kurcaci.
Puteri Salju pun bercerita tentang dirinya, tentang ayahnya, tentang ibu tirinya yang hendak membunuhnya dan tentang negerinya yang damai dan indah.
Berbulan-bulan puteri Salju tinggal di rumah para kurcaci. Ia bahagia walau hidup dalam kesederhanaan. Ia tabah meski harus tinggal di sebuah rumah kecil di tengah hutan, dengan fasilitas terbatas, sangat jauh berbeda dengan tempat tinggalnya di istana. Ia tabah menerima takdirnya.
Ratu merasa sangat yakin kalau dirinya adalah wanita tercantik di jagat raya. Suatu hari ia bertanya lagi kepada cermin ajaibnya. " Wahai cermin ajaibku, siapakah wanita tercantik di dunia? ". Cermin itu pun menjawab : " Puteri Salju yang tercantik.". Ratu sangat berang. Pemburu bayaran itu telah menipunya, berani sekali mereka.
Ratu berusaha untuk mengetahui keberadaan Puteri Salju. Akhirnya ia mengetahui kalau Puteri Salju memang masih hidup, sehat, segar bugar dan semakin jelita. Ia pun melakukan berbagai cara untuk bisa membunuh Sang Puteri.
Ratu pergi ke hutan dengan menyamar sebagai nenek-nenek penjual pita. " Pita...pita...siapa mau beli? Pita cantik...siapa mau beli?". Puteri Salju tertarik untuk melihat pita dan ingin membelinya. Ia pun mencoba sebuah pita....tiba-tiba saja nenek penjual pita itu menjerat Puteri dengan pita. Puteri Salju pun pingsan. Para kurcaci pun datang dari tempat bekerja. Nenek penjual pita itu pergi terburu-buru.
Para kurcaci sangat terkejut dan khawatir melihat Puteri Salju yang pingsan. Mereka berusaha membangunkannya dengan berbagai cara. Akhirnya Puteri Salju siuman. Para kurcaci sangat gembira. Setelah Puteri Salju selesai makan dan minum, para kurcaci memintanya untuk menceritakan apa yang telah terjadi.
Berceritalah Puteri Salju apa yang telah terjadi di siang hari.
Keesokan harinya para kurcaci berangkat bekerja. sebelum pergi mereka menasehati Puteri supaya jangan percaya pada siapapun, jangan buka pintu untuk siapapun.
" Apel..apel...siapa yang mau beli apel ? "
Puteri mendengar suara wanita tua menawarkan apel. Ia mengintip dari balik tirai jendela. Apel merah ranum nan segar......oh nikmatnya.....Puteri gak tahan ingin segera mencicipi buah apel itu. Ia lupa nasihat para kurcaci. Ia pun membeli satu buah apel itu. Namun setelah beberapa gigitan Puteri terkulai lemas.
Para kurcaci terkejut mendapati Puteri yang sudah tidak bernafas. Mereka sangat sedih dan menangis.
Para kurcaci tak ingin menguburkan mayat Puteri Salju. Mereka tak ingin tubuh yang cantik itu hancur dimakan cacing tanah. Maka mereka membuat keranda dari kaca dan menempatkan Sang Puteri didalamnya, agar mereka bisa melihat Puteri Salju setiap hari. Mereka meletakkan keranda kaca itu di halaman rumah.
Suatu hari seorang Pangeran muda tampan lewat depan rumah kurcaci. Pemuda itu terpesona dengan kecantikan gadis didalam keranda. Ia pun memohon pada para Kurcaci supaya diijinkan untuk membawa keranda Puteri Salju ke istana. Tentu saja kurcaci-kurcaci itu keberatan, Tapi melihat ketulusan hati Sang Pangeran yang telah jatuh cinta, akhirnya mereka mengijinkan Pangeran untuk membawa Puteri Salju ke istana.
"Pandangan pertama kekasih adalah roh yang bergerak di permukaan air, mengalir menuju syurga dan bumi" - Khalil Gibran
Di istana, Pangeran menempatkan Puteri Salju di sebuah kamar, dekat dengan kamarnya. Setiap hari Pangeran muda itu menatap wajah cantik Puteri. Ia berdo'a semoga Tuhan memberikan kehidupan kembali pada Sang Puteri.
Suatu hari Pangeran mencium kening Puteri Salju. Sungguh ajaib, Puteri perlahan membuka mata. Pangeran sangat bahagia. Puteri Salju hidup kembali.
Akhirnya Puteri Salju hidup bahagia bersama Pangeran. Puteri tercantik itu telah menemukan jodohnya, seorang pangeran muda yang tampan dan baik budi.