Selasa, 25 April 2017

Melati di Gunung Guntur

pic. courtesy of  freeimages.com
"Malati di Gunung Guntur " sebuah lagu Sunda lawas yang konon sangat populer di tahun 1967-1968. Lagu ini diciptakan oleh seniman Sunda, Mang Koko. Lagu yang enak di dengar dan menyentuh hati. Bila mendengar lagu ini, saya selalu teringat waktu mengikuti ekstrakurikuler seni karawitan Sunda di SMA tempatku sekolah, lebih dari duapuluh tahun silam.







Malati di Gunung Guntur
seungitna sungkeman ati
bodas sesetraning rasa
jadina dina mumunggang leuweung larangan.

Malati di Gunung Guntur
hanjakal henteu dipetik
beja geus aya nu boga
ngahaja melak di dinya, para guriang.

Ayeuna kuring geus jauh
malati sosoca gunung
boa geus aya nu metik duka kusaha.

Kamari jol aya beja
malati ratna mumunggang
majar can aya nu metik duka kunaon.

Malati di Gunung Guntur
ligar dina panineungan
na saha nu baris metik
kuring mah da puguh jauh
biheung kadongkang.


Terjemahan dalam Bahasa Indonesia kira-kira seperti ini :

Melati di Gunung Guntur
Harumnya merasuk sukma
Putih sejernih rasa
Tumbuh di mumunggang hutan terlarang

Melati di Gunung Guntur
Menyesal tidak kupetik
Berita sudah ada yang punya
Sengaja menanam disana, para dewata

Sekarang aku telah jauh pergi
Melati permata gunung
Mungkin sudah dipetik orang, entah siapa

Kemarin kudengar berita
Melati ratna mumunggang
Ternyata belum ada yang memetik, entah kenapa

Melati di Gunung Guntur
Mekar dalam kenangan
Siapakah yang akan memetiknya ?
Aku telah pergi jauh
Tak mungkin kan tergapai

Pesan moral:
Kita jangan terlalu percaya dengan yang dibicarakan orang. Karena sebagian besar orang berpikir dan bicara secara subyektif, sebagian lagi asal bicara saja. Jangan sampai kita menyesal dengan apa yang kita lakukan dan yang tidak kita lakukan. Datangi dan buktikan sendiri. Jangan sampai kebahagiaan yang seharusnya kita raih terlewatkan begitu saja, hanya karena terlalu mendengar omongan orang. Seperti yang digambarkan dalam lagu tersebut , seseorang yang jatuh cinta dengan sekuntum kembang dan ingin memetik kembang itu, namun karena terlalu mendengar omongan orang, akhirnya dia memutuskan pergi tanpa mewujudkan impiannya. Kemudian hari dia menyesal karena tidak mencoba memberanikan diri untuk mendatangi dan memetik kembang melati impian.

Rabu, 19 April 2017

Sunrise di Pantai Timur Pangandaran



" Tenanglah hatiku ! Tenanglah hingga fajar tiba, karena dia yang menanti pagi dengan sabar akan menyambut pagi dengan kekuatan. dia yang mencintai cahaya, akan dicintai cahaya." - Khalil Gibran
sesaat setelah sunrise
Panorama alam di saat fajar tiba memang selalu tampak indah. Begitu juga dengan pemandangan alam di Pantai Timur Pangandaran ini.
suasana setelah sunrise

pagi menjelang

pagi membawa bahagia

ceria bersama mentari pagi

bermain di bawah mentari pagi
Waktu setelah sunrise membawa keceriaan dan semangat baru.

Bangun di awal pagi, membuka jendela dan menyaksikan matahari perlahan muncul di balik horizon adalah suatu kebahagiaan tersendiri. Alangkah indah alam semesta ciptaan Sang Maha Pencipta. Alangkah indah hidup ini.



Alangkah indah hidup ini
Walau musim bunga bertepi duka






Minggu, 16 April 2017

Senja di Pantai Barat Pangandaran

" Matahari tak akan pernah meninggalkan bumi sampai malam merebahkannya dalam lentera ombak, syahdunya tembang burung-burung dan sungai." - Khalil Gibran

Bosan menghabiskan akhir pekan di mall, aku mencoba rileks di pantai. Pilihanku kali ini adalah pantai Pangandaran Jawa Barat.



Pantai di senja hari selalu tampak indah. Sayang kalau tidak diabadikan dengan kamera.




Banyak hal yang bisa dilakukan di pantai kala senja.

Berenang
Kita hanya boleh berenang di pantai Barat Pangandaran ini dari jam 06.00 pagi hingga jam 17.00 saja. Lewat jam 17.00 kita tidak diperbolehkan berenang. Akan terdengar pengumuman untuk tidak berenang, suara sirine tanda peringatan pun dibunyikan pas jam 17.00. 



Berselancar
Banyak penyewaan papan selancar disini.


Naik Perahu
Untuk naik perahu dikenakan tarif Rp. 10.000 per orang. Sama seperti berenang, hanya boleh dilakukan dari jam 06.00 s.d 17.00.



Main pasir
Anak-anak sangat suka sekali bermain dengan pasir. Ajaklah anak-anak anda untuk bermain pasir di pantai ini.



Kuliner
Minum kelapa muda sembari menikmati langit senja ternyata mengasyikan. Di pantai Pangandaran banyak terdapat kedai yang menjual berbagai makanan. Makanan khas Betawi Kerak Telor pun ada.
Begitu juga dengan bakso malang.



Menyaksikan matahari terbenam (sunset)
Dan tentu saja...tujuan utama ke pantai ini adalah melihat sunset. Sayang sekali, sunset datang berselimut awan. Tapi langit senja di atas pantai Pangandaran masih terlihat indah. Mungkin, lain waktu aku bisa bertemu dengan sunset di pantai ini.










Selasa, 11 April 2017

Papatong

pic. courtesy of freeimages.com


Dalam perjalanan ke kota asalkuTasikmalaya, saya mendengar sebuah lagu Sunda yang ditayangkan di layar Televisi bis First Class Budiman jurusan Tasik – Bekasi. Lagu tersebut berjudul 'Papatong', yang dipopulerkan oleh seniman Sunda, Bah Dadeng, saya gak tahu persis siapa sang pencipta lagu. Selain enak didengar dan bikin relaks, lirik lagu ini penuh filosopi, sarat dengan makna kehidupan manusia, tentang waktu hidup dan saatnya kematian. Hidup manusia seperti Papatong  (capung/dragonfly).


Beurang maju ka lohor
Papatong nu koneng entreup na regang
Ngageuter jangjangna keur ngagupayan
Pancen keur wasiatan

Sore mengkok ka asar
Papatong nu koneng hibeur teu luhur
Ngalayang ngawahan arek pamitan
Omat tong kajongjonan

Papatong nu koneng teu tembong deui
Leungit indit teu pamit
Papatong nu koneng teu tembong deui
Tileum bewara baturna

Prak reureuh tina ka riweuh
Prak pasrah kanu kawasa
Prak reureuh tina ka riweuh
Prak pasrah kanu kawasa

Terjemahannya dalam Bahasa Indonesia :

Siang menuju Dzuhur
Capung yang berwarna kuning hinggap di ranting
Bergetar sayapnya melambai-lambai
Memberi pesan

Sore mendekati Ashar
Capung yang berwarna kuning terbang tidak tinggi
Melayang mengambil ancang-ancang
Janganlah terlena

Capung yang berwarna kuning tidak tampak lagi
Menghilang tanpa pamit
Capung yang berwarna kuning tidak tampak lagi
Menghilang tanpa kabar

Berhentilah dari kesibukan
Berpasrah pada Yang Maha Kuasa
Berhentilah dari kesibukan
Berpasrah pada Yang Maha Kuasa

Maknanya kira-kira sepeti ini : 

Beurang maju ka lohor
Papatong nu koneng entreup na regang
Ngageuter jangjangna keur ngagupayan
Pancen keur wasiatan
( Usia dewasa, manusia dengan segala kesibukannya mengikuti irama kehidupan, sibuk menemukan identitas diri, sibuk unjuk gigi pada dunia, sibuk mengejar mimpi.)


Sore mengkok ka asar
Papatong nu koneng hibeur teu luhur
Ngalayang ngawahan arek pamitan
Omat tong kajongjonan
(Memasuki usia senja, manusia  mulai mengurangi aktifitas, badan mulai lemah dan sakit-sakitan. Saat ini, jangan lagi terlena dengan urusan duniawi.)

Papatong nu koneng teu tembong deui
Leungit indit teu pamit
Papatong nu koneng teu tembong deui
Tileum bewara baturna
( Saat kematian pun tiba. Menghilang dari kehidupan. Tamatlah riwayat.)

Prak reureuh tina ka riweuh
Prak pasrah kanu kawasa
Prak reureuh tina ka riweuh
Prak pasrah kanu kawasa
( Berhentilah sejenak dari segala aktifitas duniawi. Mendekatlah kepada Yang Maha Kuasa.)

Jumat, 07 April 2017

Shopping, Kuliner dan Bersantai di Rumah Mode Bandung


" Angin syahdu mendendang senandung merdu bait demi bait terlantun, mekarkan kembang, hidupkan taman." - Khalil Gibran

Menghabiskan waktu seharian di Rumah Mode Factory Outlet Bandung ternyata menyenangkan dan tidak membosankan. Selain tempat belanja branded dengan harga miring, Factory Outlet ini bisa dijadikan tempat bersantai menghabiskan akhir pekan di Bandung. Rumah Mode ini bukan sekedar factory outlet, banyak sudut-sudut cantik eksterior bangunan yang menyediakan bangku-bangku taman untuk duduk bersantai. Duduk membaca buku atau browsing internet di area ini sangatlah nyaman. Bawalah satu buah buku, tablet, ataupun HP bila berkunjung kesini, untuk teman bersantai melepas lelah.


Bila perut mulai keroncongan, disini banyak terdapat kedai makanan dan minuman, kafe dan resto.





Buat para ayah, suami, boyfriend, banyak tempat duduk untuk menunggu para wanita belanja.




Dan juga tak perlu khawatir kehabisan uang tunai, disini banyak ATM berbagai bank.


Ruang tunggu toilet pun nyaman sekali...


Tentu saja tersedia Musholla untuk yang akan Sholat.

Rumah Mode Factory Outlet ini berlokasi di Jl. Dr. Setiabudi, Bandung. Sista di luar kota Bandung. 

Selasa, 04 April 2017

Taman Pintar Yogyakarta

" Segala sesuatu yang dicintai anak-anak akan terus dikenang di dalam relung hati manusia sampai tua. Hal yang paling indah adalah bahwa jiwa kita tetap berkelana di atas tempat-tempat yang dulu pernah kita singgahi." - Khalil Gibran



Sesekali ajaklah anak-anak anda berlibur ke museum atau Taman Pintar untuk menambah wawasan mereka. Dan bila anda sekeluarga berkunjung ke Kota Yogyakarta jangan lupa untuk mampir ke Taman Pintar yang berlokasi di Jl. Panembahan Senopati no 1 -3 Yogyakarta.

Banyak hal yang bisa dilakukan anak-anak, diantaraanya mempelajari kesenian daerah.




Mengenal warisan budaya tanah air.



Dan juga rekreasi.....




Dan apabila sudah lelah berkeliling dan merasa lapar, disini juga terdapat kafetaria yang menjual berbagai menu makanan dengan harga yang ramah di kantong.





My Idol : Amancio Ortega


"Pelangganlah yang menggerakkan bisnis,” ungkap Amancio Ortega.

Aku sangat mengagumi Amancio Ortega, karena beliau adalah pendiri perusahaan fashion internasional bergengsi merk Zara, dan merupakan salah satu miliarder dunia. Ortega merintis bisnis dari bawah. Toko retail Zara tersebar di berbagai Negara, termasuk Indonesia. Ia juga pemilik brand fashion Massimo Dutti dan Pull & Bear.

Ortega lahir di kota La Coruna Spanyol. Ortega muda putus sekolah sejak usia 14 tahun untuk bekerja. Kemiskinan mengharuskan ia bekerja sejak usia dini. Ayahnya merupakan buruh perusahaan kereta api dan ibunya seorang ibu rumah tangga.  

Karir Ortega dimulai di usia 14 tahun sebagai asisten penjahit pakaian mewah. Ia banyak belajar mengenai proses produksi pakaian dan distribusi ke toko. Disini ia mempelajari pentingnya menjual langsung ke konsumen tanpa melalui distributor.

Ortega menyadari hanya sedikit orang yang mampu membeli baju-baju mahal. Pada tahun 1975 ia mendirikan toko Zara di ruang tamu rumahnya dengan tujuan agar semua orang bisa membeli baju berkualitas dengan harga yang terjangkau. Ia mengandalikan proses produksi untuk memangkas biaya produksi. Bisnisnya terus melesat karena harga yang murah dengan kualitas yang bagus dan mewah.

Meskipun sekarang hidup dalam berkelimpahan harta dan uang, Ortega tetap mempertahankan gaya hidup sederhana. Pria berusia 80 tahun ini berbaur dengan para pegawai di perusahaannya di kota La Coruna. Ia sering makan siang di kafetaria/kantin perusahaan bersama para pegawai.

Berikut ini pelajaran yang dapat dipetik dari bisnis Amancio Ortega :

Pelajaran pertama: kecepatan adalah segalanya
Strategi Ortega untuk mempertahankan bisnisnya adalah dengan mengganti koleksi Zara setiap minggu. Ia berusaha keras untuk dapat mengeluarkan produk-produk terbaru. Kecepatan telah menjadi ciri khas dari bisnis Ortega.

Pelajaran kedua: terobsesi dengan keinginan konsumen
Pelanggan adalah prioritas dan perhatian utama bagi Ortega, baik dalam proses pembuatan koleksi busana, desain toko, serta kegiatan lainnya.

Pelajaran ketiga : mengamati trend
Ortega mengamati keinginan konsumen dengan melacak para fashion blogger untuk mengikuti trend.

Pelajaran keempat : Tidak pernah berhenti berinovasi
“Hal terburuk yang bisa melemahkan seseorang adalah rasa bepuas diri,” kata Ortega, “karena sukses bukan jaminan. Aku tidak pernah membiarkan diriku puas dengan apa yang telah kulakukan, dan aku selalu mencoba menanamkan hal ini pada setiap orang di sekitarku."
"Jika Anda ingin berinovasi, jangan berfokus pada hasil."

“ Kau bekerja supaya langkahmu seiring irama bumi, serta perjalanan roh jagad ini.
Berpangku tangan menjadikanmu orang asing bagi musim. Serta keluar dari barisan kehidupan sendiri.Yang menderap perkasa, megah dalam ketaatannya, menuju keabadian masa.
Bila bekerja ibarat sepucuk seruling, lewat jantungnya bisikan sang waktu menjelma lagu. Siapa mau menjadi ilalang dungu dan bisu, pabila semesta raya melagukan gita bersama?”
Selama ini kau dengar orang berkata, bahwa kerja adalah kutukan, dan susah payah merupakan nasib, takdir suratan.” – Khalil Gibran