Selasa, 04 April 2017

My Idol : Amancio Ortega


"Pelangganlah yang menggerakkan bisnis,” ungkap Amancio Ortega.

Aku sangat mengagumi Amancio Ortega, karena beliau adalah pendiri perusahaan fashion internasional bergengsi merk Zara, dan merupakan salah satu miliarder dunia. Ortega merintis bisnis dari bawah. Toko retail Zara tersebar di berbagai Negara, termasuk Indonesia. Ia juga pemilik brand fashion Massimo Dutti dan Pull & Bear.

Ortega lahir di kota La Coruna Spanyol. Ortega muda putus sekolah sejak usia 14 tahun untuk bekerja. Kemiskinan mengharuskan ia bekerja sejak usia dini. Ayahnya merupakan buruh perusahaan kereta api dan ibunya seorang ibu rumah tangga.  

Karir Ortega dimulai di usia 14 tahun sebagai asisten penjahit pakaian mewah. Ia banyak belajar mengenai proses produksi pakaian dan distribusi ke toko. Disini ia mempelajari pentingnya menjual langsung ke konsumen tanpa melalui distributor.

Ortega menyadari hanya sedikit orang yang mampu membeli baju-baju mahal. Pada tahun 1975 ia mendirikan toko Zara di ruang tamu rumahnya dengan tujuan agar semua orang bisa membeli baju berkualitas dengan harga yang terjangkau. Ia mengandalikan proses produksi untuk memangkas biaya produksi. Bisnisnya terus melesat karena harga yang murah dengan kualitas yang bagus dan mewah.

Meskipun sekarang hidup dalam berkelimpahan harta dan uang, Ortega tetap mempertahankan gaya hidup sederhana. Pria berusia 80 tahun ini berbaur dengan para pegawai di perusahaannya di kota La Coruna. Ia sering makan siang di kafetaria/kantin perusahaan bersama para pegawai.

Berikut ini pelajaran yang dapat dipetik dari bisnis Amancio Ortega :

Pelajaran pertama: kecepatan adalah segalanya
Strategi Ortega untuk mempertahankan bisnisnya adalah dengan mengganti koleksi Zara setiap minggu. Ia berusaha keras untuk dapat mengeluarkan produk-produk terbaru. Kecepatan telah menjadi ciri khas dari bisnis Ortega.

Pelajaran kedua: terobsesi dengan keinginan konsumen
Pelanggan adalah prioritas dan perhatian utama bagi Ortega, baik dalam proses pembuatan koleksi busana, desain toko, serta kegiatan lainnya.

Pelajaran ketiga : mengamati trend
Ortega mengamati keinginan konsumen dengan melacak para fashion blogger untuk mengikuti trend.

Pelajaran keempat : Tidak pernah berhenti berinovasi
“Hal terburuk yang bisa melemahkan seseorang adalah rasa bepuas diri,” kata Ortega, “karena sukses bukan jaminan. Aku tidak pernah membiarkan diriku puas dengan apa yang telah kulakukan, dan aku selalu mencoba menanamkan hal ini pada setiap orang di sekitarku."
"Jika Anda ingin berinovasi, jangan berfokus pada hasil."

“ Kau bekerja supaya langkahmu seiring irama bumi, serta perjalanan roh jagad ini.
Berpangku tangan menjadikanmu orang asing bagi musim. Serta keluar dari barisan kehidupan sendiri.Yang menderap perkasa, megah dalam ketaatannya, menuju keabadian masa.
Bila bekerja ibarat sepucuk seruling, lewat jantungnya bisikan sang waktu menjelma lagu. Siapa mau menjadi ilalang dungu dan bisu, pabila semesta raya melagukan gita bersama?”
Selama ini kau dengar orang berkata, bahwa kerja adalah kutukan, dan susah payah merupakan nasib, takdir suratan.” – Khalil Gibran


Tidak ada komentar:

Posting Komentar