Senin, 03 September 2012

Ken Dedes, leluhur para Raja Jawa



Arca perwujudan Ken Dedes, Museum Nasional
Ken Dedes, wanita cantik yang melahirkan raja-raja besar di tanah Jawa. Ia adalah isteri dari Tunggul Ametung dan Ken Arok, penguasa Tumapel, sebuah kerajaan kecil dibawah kerajaan Kediri pada masa pemerintahan Raja Kertajaya (1185 – 1222). Kecantikannya luar biasa. Puteri dari Mpu Purwa, seorang pendeta Buddha dari desa Panawijen.

Suatu hari Tunggul Ametung berkunjung ke desa Panawijen dan melihat Ken Dedes. Tunggul Ametung terpesona oleh gadis jelita itu dan ingin mempersuntingnya .  Saat itu Mpu Purwa lagi bertapa di hutan. Ken Dedes meminta Tunggul Ametung untuk menunggunya. Tetapi Tunggul Ametung tidak sabar menunggu,ia  menculik Ken Dedes dan memaksa untuk menikahinya. Tunggul Ametung memaksa Ken Dedes untuk menikahinya tanpa restu dari Mpu Purwa, ayahnya.  Mpu Purwa marah dan mengutuk :      “ Barangsiapa yang telah menculik Ken Dedes, maka ia akan mati karena tikaman keris.  … Adapun anakku yang menyebabkan gairah dan bercahaya terang, kutukku kepadanya semoga ia mendapat keselamatan dan kebahagiaan besar ”.

Suatu hari Tunggul Ametung mengajak Ken Dedes berjalan-jalan ke hutan Baboji. Ken Arok, salah seorang pengawal kepercayaan Tunggul Ametung diajak serta.  Pada saat Ken Dedes turun dari kereta kuda, angin berhembus kencang, kain Ken Dedes tersingkap. Ken Arok melihat sepasang betis,  paha  dan auratnya yang indah. Lalu Ken Arok menceritakan apa yang telah dilihatnya kepada Lohgawe, bapak angkatnya, seorang pendeta keturunan India.   Menurut Lohgawe, wanita dengan ciri-ciri seperti itu disebut sebagai wanita nareswari yang diramalkan akan menurunkan raja-raja. Ken Arok yang telah jatuh cinta pada Ken Dedes berhasrat untuk menikahinya.

Tak lama kemudian timbul pemberontakan dan kudeta di Tumapel yang dipimpin oleh Ken Arok.  Tunggul Ametung tewas dibunuh Ken Arok dengan menggunakan keris buatan Mpu Gandring

Ken Arok mengambil alih jabatan Tunggul Ametung Ken Arok dan menikahi Ken Dedes yang saat itu lagi mengandung anak Tunggul Ametung, yang kemudian diberi nama  Anusapati. Dari perkawinan Ken Dedes dengan Arok lahir empat orang anak, Mahisa Wonga Teleng, Panji Saprang, Agnibhaya dan Dewi Rimbu.

Tahun 1222 Ken Arok berhasil menggulingkan Kertajaya, Raja Kediri, dan memerdekakan Tumapel menjadi kerajaan Singhasari.

Waktu berlalu, tahun 1247, Anusapati yang telah tumbuh dewasa mengetahui bahwa dirinya adalah anak dari Tunggul Ametung yang dibunuh oleh Ken Arok. Ia pun membalas dendam kematian ayahnya. Anusapati menyuruh pembantunya untuk membunuh Ken Arok, yang saat itu lagi makan malam. Lalu ia membunuh pembantunya itu untuk menghilangkan jejak. Anusapati menjadi raja Singhasari yang kedua (1247 – 1249).

Anusapati  selalu dihantui ancaman pembalasan dendam dari anak-anaknya Ken Arok. Kematian Anusapati pada tahun 1249 menjadi misteri. Ada beberapa versi mengenai kematiannya. Versi kitab Pararaton, Tohjaya, putera Ken Arok dengan selir Ken Umang, melakukan pembalasan dendam dan membunuh Anusapati. Ia melakukan tipu muslihat dengan mengajak Anusapati mengadu ayam. Anusapati tidak curiga, ia gemar sekali mengadu ayam. Tohjaya menusuknya dengan keris Mpu Gandring dan tewas seketika. Tohjaya naik tahta (1949-1950). Tapi tak lama ia pun tewas dibunuh oleh Ranggawuni (Wisnuwardhana), putera Anusapati.

Menurut kitab Nagarakretagama, Anusapati meninggal secara wajar. Takhta digantikan oleh puteranya, Wisnuwardhana.

Candi Singosari
Wisnuwardhana, cucu dari Tunggul Ametung dengan Ken Dedes,  menikah dengan Jayawardhani, cucu dari Ken Arok dengan Ken Dedes. Mereka memiliki seorang putera,  Kertanegara. Jadi, Kertanegara adalah cicit dari Tunggul Ametung, Ken Arok dan Ken Dedes. Kertanegara memiliki puteri bernama Gayatri, yang kemudian menjadi isteri Raden Wijaya (cicit Ken Arok), pendiri Kerajaan Majapahit. Dari pernikahan Gayatri dan Raden Wijaya lahir Tribhuwana Tunggadewi, raja wanita pertama di Majapahit. Tribhuwana Tunggadewi menurunkan raja-raja Majapahit selanjutnya, Hayam Wuruk dan Wikramawardhana.


Setelah Wisnuwardhana wafat, Kertanegara menggantikannya dan menjadi  raja terakhir yang memerintah Singhasari. Ia berambisi ingin menyatukan wilayah nusantara. Pada masa ini Singhasari berada dalam puncak kejayaannya. Kertanegara terbunuh oleh Jayakatwang ( salah satu keturunan Ken Arok) dalam suatu pemberontakan tahun 1292, dan berakhirlah Kerajaan Singhasari. Kemudian, Raden Wijaya, menantunya mendirikan kerajaan Majapahit sebagai penerus Singhasari.

Keturunan Ken Dedes yang memerintah Kerajaan Majapahit :
Arca perwujudan Hayam Wuruk

Raden Wijaya (1273 - 1309)
Jayanegara (1309 - 1328)
Tribhuwanatunggadewi (1328 - 1350)
Hayam Wuruk (1350 - 1389)
Wikramawardana (1389 - 1429)
Kertabhumi (1429 - 1478)

Arca Gajah Mada
Kerajaan Majapahit mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan  Raja Hayam Wuruk dengan  Mahapatih Gajah Mada. Majapahit memiliki armada angkatan laut yang kuat dan disegani. Perekonomian dan pertanian berkembang pesat. Banyak daerah-daerah di Kepulauan Nusantara dan Asia yang berhasil ditaklukan oleh Majapahit. Pada saat itu dibentuk sebuah sumpah yang disebut dengan 'Sumpah Palapa', yang berbunyi :   " Saya tidak akan makan buah palapa sebelum berhasil menyatukan seluruh wilayah Nusantara."




Referensi : id.wikipedia.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar