Arca perwujudan Ken Dedes, Museum Nasional |
Suatu hari Tunggul Ametung berkunjung ke desa Panawijen dan
melihat Ken Dedes. Tunggul Ametung terpesona oleh gadis jelita itu dan ingin
mempersuntingnya . Saat itu Mpu Purwa lagi
bertapa di hutan. Ken Dedes meminta Tunggul Ametung untuk menunggunya. Tetapi
Tunggul Ametung tidak sabar menunggu,ia menculik Ken Dedes dan memaksa untuk
menikahinya. Tunggul Ametung memaksa Ken Dedes untuk menikahinya tanpa restu
dari Mpu Purwa, ayahnya. Mpu Purwa marah
dan mengutuk : “ Barangsiapa yang
telah menculik Ken Dedes, maka ia akan mati karena tikaman keris. … Adapun anakku yang menyebabkan gairah dan
bercahaya terang, kutukku kepadanya semoga ia mendapat keselamatan dan
kebahagiaan besar ”.
Suatu hari Tunggul Ametung mengajak Ken Dedes berjalan-jalan
ke hutan Baboji. Ken Arok, salah seorang pengawal kepercayaan Tunggul Ametung
diajak serta. Pada saat Ken Dedes turun
dari kereta kuda, angin berhembus kencang, kain Ken Dedes tersingkap. Ken Arok
melihat sepasang betis, paha dan auratnya yang indah. Lalu Ken Arok
menceritakan apa yang telah dilihatnya kepada Lohgawe, bapak angkatnya, seorang
pendeta keturunan India. Menurut
Lohgawe, wanita dengan ciri-ciri seperti itu disebut sebagai wanita nareswari
yang diramalkan akan menurunkan raja-raja. Ken Arok yang telah jatuh cinta pada
Ken Dedes berhasrat untuk menikahinya.
Tak lama kemudian timbul pemberontakan dan kudeta di Tumapel
yang dipimpin oleh Ken Arok. Tunggul
Ametung tewas dibunuh Ken Arok dengan menggunakan keris buatan Mpu Gandring.
Ken Arok mengambil alih jabatan Tunggul Ametung Ken Arok dan
menikahi Ken Dedes yang saat itu lagi mengandung anak Tunggul Ametung, yang
kemudian diberi nama Anusapati. Dari perkawinan Ken Dedes dengan Arok
lahir empat orang anak, Mahisa Wonga Teleng, Panji Saprang, Agnibhaya dan Dewi
Rimbu.
Tahun 1222 Ken Arok berhasil menggulingkan Kertajaya, Raja
Kediri, dan memerdekakan Tumapel menjadi kerajaan Singhasari.
Waktu berlalu, tahun 1247, Anusapati yang telah tumbuh
dewasa mengetahui bahwa dirinya adalah anak dari Tunggul Ametung yang dibunuh
oleh Ken Arok. Ia pun membalas dendam kematian ayahnya. Anusapati menyuruh
pembantunya untuk membunuh Ken Arok, yang saat itu lagi makan malam. Lalu ia
membunuh pembantunya itu untuk menghilangkan jejak. Anusapati menjadi raja
Singhasari yang kedua (1247 – 1249).
Anusapati selalu
dihantui ancaman pembalasan dendam dari anak-anaknya Ken Arok. Kematian
Anusapati pada tahun 1249 menjadi misteri. Ada beberapa versi mengenai
kematiannya. Versi kitab Pararaton, Tohjaya, putera Ken Arok dengan selir Ken
Umang, melakukan pembalasan dendam dan membunuh Anusapati. Ia melakukan tipu
muslihat dengan mengajak Anusapati mengadu ayam. Anusapati tidak curiga, ia
gemar sekali mengadu ayam. Tohjaya menusuknya dengan keris Mpu Gandring dan
tewas seketika. Tohjaya naik tahta (1949-1950). Tapi tak lama ia pun tewas
dibunuh oleh Ranggawuni (Wisnuwardhana), putera Anusapati.
Menurut kitab Nagarakretagama, Anusapati meninggal secara
wajar. Takhta digantikan oleh puteranya, Wisnuwardhana.
Candi Singosari |
Setelah Wisnuwardhana wafat, Kertanegara menggantikannya dan
menjadi raja terakhir yang memerintah
Singhasari. Ia berambisi ingin menyatukan wilayah nusantara. Pada masa ini
Singhasari berada dalam puncak kejayaannya. Kertanegara terbunuh oleh
Jayakatwang ( salah satu keturunan Ken Arok) dalam suatu pemberontakan tahun
1292, dan berakhirlah Kerajaan Singhasari. Kemudian, Raden Wijaya, menantunya
mendirikan kerajaan Majapahit sebagai penerus Singhasari.
Keturunan Ken Dedes yang memerintah Kerajaan Majapahit :
Arca perwujudan Hayam Wuruk |
Raden Wijaya (1273 - 1309)
Jayanegara (1309 - 1328)
Tribhuwanatunggadewi (1328 - 1350)
Hayam Wuruk (1350 - 1389)
Wikramawardana (1389 - 1429)
Kertabhumi (1429 - 1478)
Arca Gajah Mada |
Referensi : id.wikipedia.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar