" Jika cinta tidak dapat mengembalikan
engkau kepadaku dalam kehidupan ini, pastilah cinta akan menyatukan kita dalam
kehidupan yang akan datang." (Khalil Gibran)
Nun jauh di tengah lautan hiduplah seorang puteri
duyung bersama keluarganya. Puteri itu bernama Ariel. Ia puteri bungsu dari
seorang raja laut bernama Triton. Parasnya cantik rupawan. Bentuk tubuh indah
dengan kaki berbentuk ikan. Ariel bersama kelima kakak perempuannya hidup
bahagia di dasar lautan. Tapi Ariel memiliki keinginan lain. Ia sangat ingin
mengetahui keadaan dunia di daratan dan tinggal di sana.
Suatu hari seorang pangeran tampan berlayar di
lautan dekat dengan tempat tinggal keluarga Ariel si puteri duyung. Tiba-tiba badai dan ombak yang dahsyat
datang membuat kapal layar yang ditumpanginya oleng. Kapal itu
terbalik dan perlahan-lahan tenggelam..
Ariel yang sedang bermain-main di tengah lautan melihat
kecelakaan itu. Ia menghampiri untuk menolong. Ia melihat seorang pemuda
kelelahan berusaha menyelamatkan diri. Ariel menolong pemuda yang pingsan itu
ke tepi pantai. “ Wajahnya tampan sekali…perawakannya pun gagah.” Ia bergumam. Ia
dengan telaten mengobati luka-luka pemuda itu sambil menyenandungkan sebuah
lagu. Merdu sekali. Selesai memberikan pertolongan Ariel pun berlalu pergi. Pada saat
itu pemuda itu tersadar dan sempat melihat gadis cantik yang telah menolongnya.
Ia terpana hingga tak sempat memanggil gadis itu untuk mengucapkan terima kasih.
Sesampainya di dasar laut Ariel menceritakan
pertemuannya dengan seorang manusia tampan hari itu kepada kakak-kakak
perempuannya. Namun mereka mengingatkan Ariel untuk tidak jatuh cinta dengan
manusia. Karena kehidupan di lautan dan di daratan berbeda. Puteri Duyung dan manusia
tidak akan bisa bersatu. Terdapat banyak rintangan yang akan menghadang.
" Cinta
adalah ketidakpedulian yang buta. Ia bermula dari ujung masa muda dan berakhir
pada pangkal masa muda." (Khalil Gibran)
Bukannya Ariel tak peduli dengan nasihat
kakak-kakaknya. Tapi dia tak bisa menahan gejolak di hatinya. Ia terkena panah
Dewa Asmara. Sejak ia bertemu dengan
lelaki berwajah tampan itu. Ada perasaan lain dihatinya. Ia lebih senang
menyendiri. Wajah pemuda itu selalu terbayang-bayang. Ia jadi sering mengkhayal
bertemu lagi dengan pemuda itu.
Hari demi hari berlalu perasaan rindu di dada Ariel
tak terbendung lagi. Ia ingin bertemu pangeran muda tampan itu.
Sejak engkau bertemu lelaki bermata
lembut
Ada yang tersentak dari dalam dadamu
Menyendiri duduk dalam kenang
Bersenandung nyanyian kasmaran
Dan tersenyum entah untuk siapa
Ada yang tersentak dari dalam dadamu
Menyendiri duduk dalam kenang
Bersenandung nyanyian kasmaran
Dan tersenyum entah untuk siapa
Nampaknya engkau tengah mabuk
kepayang
Kau pahat langit dengan angan-angan
Kau ukir malam dengan bayang-bayang
Kau pahat langit dengan angan-angan
Kau ukir malam dengan bayang-bayang
Jangan hanya diam engkau simpan dalam duduk termenung
Malam yang engkau sapa lewat tanpa jawab
Bersikaplah
jujur dan terbuka
Tumpahkanlah perasaan yang sarat dengan cinta yang panas bergelora
Barangkali takdir tengah bicara
Ia diperuntukkan buatmu
Dan pandangan matanya memang buatmu
Tumpahkanlah perasaan yang sarat dengan cinta yang panas bergelora
Barangkali takdir tengah bicara
Ia diperuntukkan buatmu
Dan pandangan matanya memang buatmu
Mengapa engkau harus sembunyi dari kenyataan
Cinta kasih sejati kadang datang tak terduga
Bergegaslah bangun dari mimpi
Atau engkau akan kehilangan keindahan yang tengah engkau genggam
Anggap saja takdir tengah bicara
Ia datang dari langit buatmu dan pandangan matanya khusus buatmu
Cinta kasih sejati kadang datang tak terduga
Bergegaslah bangun dari mimpi
Atau engkau akan kehilangan keindahan yang tengah engkau genggam
Anggap saja takdir tengah bicara
Ia datang dari langit buatmu dan pandangan matanya khusus buatmu
( Lirik lagu Ebiet G. Ade)
Di sebuah taman istana yang asri seorang pangeran muda duduk
menyendiri. Dia terlihat sedang memikirkan sesuatu. “ Siapakah dia? Wajahnya
begitu cantik. Suaranya merdu sekali. Kenapa ada gadis cantik di tengah lautan?
Sedang apa dia“.
" Beritahu
aku oh manusia, beritahu aku! Siapa diantara kalian yang tidak akan bangun dari
tidur kehidupan, jika cinta telah membasuh jiwamu dengan jari-jarinya." (Khalil Gibran)
Waktu berlalu dalam keheningan. Pangeran muda itu terus
memikirkan gadis itu. Beberapa kali ia mengajak para pengawal berlayar lagi di
lautan. Berharap bertemu dengan gadis cantik itu. Namun harapannya belum sempat
terwujud.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar