Sabtu, 14 Mei 2016

Aurora, The Sleeping Beauty

Seorang lelaki tampan dengan wajah berbinar dengan bahagia berkata, “Cinta adalah pengetahuan surgawi yang menyalakan mata kita dan menunjukkan kita segala sesuatu seperti para dewa melihatnya." - Khalil Gibran

Alkisah tentang seorang gadis cantik yang tertidur selama seratus tahun, hingga suatu hari seorang pemuda tampan datang dan mencintainya dengan tulus. Ia menciumya, akhirnya gadis itu terbangun dari tidur panjangnya.

Di sebuah negeri yang damai, Raja Stevan dan permaisuri sangat mendambakan seorang anak. Para tabib dan dokter sudah didatangkan ke istana. Namun bertahun-tahun permaisuri tak kunjung hamil. Raja sedih karena belum mendapatkan pewaris takhta. Ratu sedih karena belum bisa membahagiakan Raja.

Dan suatu hari, permaisuri mual mual dan muntah. Dokter pun didatangkan ke istana. Berita bahagia datang dari dokter istana. Permaisuri hamil. Raja sangat bersuka cita.

Sembilan bulan kemudian seorang bayi cantik lahir. Puteri kerajaan telah datang. Ia diberkahi dengan kecantikan yang luar biasa dan suara yang sangat merdu. Puteri cantik itu diberi nama Aurora.

Pesta kerajaan digelar untuk menyambut kelahiran Puteri Aurora, sekaligus pertunangannya dengan Pangeran Phillip dari negara tetangga yang baru berusia sekitar lima tahun. Puteri Aurora sudah bertunangan sejak bayi.

Namun kebahagian Raja dan Permaisuri tidak lengkap. Ada kesedihan yang tak bisa dihilangkan karena wanita penyihir jahat yang dendam kesumat mengutuk Sang Puteri, pada usia 16 ia akan meninggal karena tertusuk jarum pemintal. Raja pun memberi perintah ke seluruh negeri untuk menyerahkan alat pemintal dan alat jahit kepada yang memiliki dan tidak boleh mempergunakan lagi.

Untuk melindumgi Puteri Aurora dari kejahatan penyihir, Raja meminta kepada tiga orang wanita desa yang bernama Flora, Fauna dan Merryweather untuk merawat puterinya. Dengan berat hati dan diiringi tangisan permaisuri, Raja merelakan Puteri Aurora dibawa keluar istana oleh ketiga wanita tersebut. Aurora tinggal bersama tiga wanita yang menyayangi dan merawatnya di sebuah pondok mungil namun asri di tengah hutan. Aurora disembunyikan, dengan disamarkan sebagai rakyat biasa, dan diganti nama menjadi Briar Rose.

Enam belas tahun berlalu, Rose tumbuh menjadi seorang gadis jelita. Ia senang bernyanyi sambil memetik buah berry.

".....Aku kenal kamu....didalam mimpi. Kita berjalan merdua...didalam cinta...." terdengar nyanyian yang begitu merdu.

Seorang Pangeran muda berkuda lewat dan mendengar nyanyian merdu itu. Ia penasaran. Siapa yang bernyanyi di tengah hutan. Alangkah indah nyanyiannya. Alangkah merdu suaranya.

" Merdu sekali suaramu. Saya Phillip...." Pemuda tampan itu membuka percakapan.

Phillip jatuh cinta pada gadis itu. Ia kembali ke hutan berharap bertemu gadis cantik itu lagi. Tapi harapannya sia-sia. Ia pun kembali ke istana dengan hati yang hampa.

Rose dibawa ke istana oleh para ibu angkatnya pada hari ulang tahunnya atas permintaan Raja Stevan. Raja dan Permaisuri sangat bahagia melihat Rose yang tumbuh sehat dan cantik.

Namun kebahagiaan Raja dan Permaisuri tidak berlangsung lama. Rose, yang sekarang berganti nama kembali menjadi Aurora, mengalami kecelakaan, jarinya tertusuk jarum jahit. Aurora penasaran dengan sebuah ruangan di lantai bawah, tempat semua alat tenun dan mesin jahit yang enam belas tahun lalu disita oleh Raja dari seluruh penjuru negeri disimpan. Aurora dengan rasa ingin tahu mencoba sebuah alat jahit, dan tertusuklah jarinya hingga berdarah, kemudian dia pingsan.

Seluruh penghuni istana bersedih, mereka berharap hari demi hari Sang Puteri siuman. Namun harapan mereka sia-sia. Aurora tak pernah terbangun dari tidurnya.

Phillip akhirnya mengetahui bahwa gadis yang ditemuinya di hutan adalah Aurora, puteri Raja Stevan. Ia bersama ayahnya pergi menemui Raja Stevan untuk melamar gadis pujaannya. Ia kecewa karena kekasihnya tak pernah terbangun dari tidurnya.

Phillip berjanji akan terus menunggu Aurora hingga terbangun.

Tahun demi tahun berlalu, Aurora terus tertidur. Ia dijuluki Sleeping Beauty.

Phillip mulai renta dan sakit-sakitan dan akhirnya meninggal dunia tanpa sempat mewujudkan impiannya untuk menikahi Aurora. Begitu juga dengan Raja, Permaisuri dan seluruh penghuni istana meninggal dunia satu per satu tanpa melihat Aurora terbangun.

Seorang lelaki setengah baya, tubuhnya rapuh, wajahnya gelap. Dengan mendesah, dia berkata, “Cinta telah membuat suatu kekuatan menjadi lemah. Aku mewarisinya dari manusia pertama.” - Khalil Gibran

Seratus tahun telah berlalu, Raja dan seluruh penghuni istana telah berganti. Sleeping beauty tetap tertidur di sebuah kamar di istana.

Suatu hari seorang pemuda datang ke istana, ia penasaran dengan cerita tentang Sleeping Beauty. Pemuda berusaha mencuri kesempatan untuk melihatnya. Ia terpesona dengan kecantikan Sleeping Beauty, dan ia jatuh cinta. Setiap hari ia datang menegok dan berdo'a agar suatu hari Sleeping Beauty terbangun dari tidurnya. Pemuda itu tulus berdo'a tanpa putus asa. Ia mencintai Sleeping Beauty yang terus tertidur dengan hati yang tulus.

Suatu hari, dengan perasaan yang penuh kasih sayang, pemuda itu mencium kening Sleeping Beauty. Ajaib, mata Sleeping Beauty terbuka perlahan. Sleeping Beauty terbangun.

Akhirnya Sleeping Beauty melanjutkan kehidupannya yang tertunda selama seratus tahun. Ia bahagia karena ada seseorang yang mencintainya dengan tulus, yang menerima dirinya apa adanya. Kadang cinta datang tak terduga dan tak mengenal usia.

Cinta yang tulus mencairkan hati yang membeku dan membangunkan jiwa yang tertidur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar