“
Cinta memiliki jemari yang sehalus sutera, yang kuku-kukunya runcing
meremas jantung dan membuat manusia menderita karena duka. Dan cinta adalah
sekumpulan duka yang terangkum dalam pujian do’a, membungbung ke angkasa
bersama harum aroma dupa.” – Khalil Gibran
Arjumand
Banu Begam, wanita cantik keturunan bangsawan Persia. Lahir bulan April tahun
1593 di kota Agra. Pada usia empat belas tahun ia diperkenalkan kepada Pangeran
Khurram, pewaris kerajaan besar Islam Mughal, yang masih berusia lima belas
tahun. Pangeran Khurram jatuh cinta pada pandangan pertama. Lima tahun kemudian
Pangeran Khurram (yang kemudian dikenal dengan nama Syah Jahan) menikahi
Arjumand Banu Begam sebagai isteri ketiganya. Setelah menikah Arjumand diberi
gelar atau dijuluki Mumtaz Mahal, yang berarti permata istana.
Mumtaz
Mahal adalah isteri kesayangan dan satu-satunya cinta sejati Pangeran Khurram
(Syah Jahan). Mumtaz Mahal adalah isteri
ketiga, tapi hanya dengannya Syah Jahan mengalami pernikahan yang dalam, intim
dan penuh kasih sayang. Pernikahan dengan isteri pertama, Akbar Abadi Mahal,
dan isteri kedua, Kandahari Mahal, hanyalah bersifat status semata dan
kepentingan politik kerajaan. Tak ada hubungan cinta kasih dan keintiman antara
Syah Jahan dengan isteri pertama dan isteri keduanya tersebut.
“ Setiap
orang muda pasti teringat cinta pertamanya dan mencoba menangkap kembali
hari-hari asing itu, yang kenangannya mengubah perasaan direlung hatinya dan
membuatnya begitu bahagia di balik kepahitan yang penuh misteri. “ – khalil
Gibran
Mumtaz
Mahal sering mendampingi Syah Jahan dalam perang dan berbagai acara kerajaan.
Meskipun pengaruh politik yang dimiliki Mumtaz sangatlah minim, tapi ia mampu
mempengaruhi suaminya dalam beberapa kebijakan. Mumtaz diberi tanggung jawab
untuk memegang stempel kerajaan.Wanita cantik ini dikenal oleh rakyatnya dengan
kebaikan hatinya. Ia menggunakan tunjangan yang diperolehnya dari kerajaan
untuk membantu fakir miskin.
Tahun
1630 Mumtaz Mahal mendampingi suaminya dalam pertempuran di Deccan Plateau. Dan
ini adalah perjalanannya yang terkahir mendampingi suaminya dalam perang. Ia
meninggal tanggal 17 Juni 1631 dalam tenda perkemahan, sesaat setelah
melahirkan anak yang ke-14.
Syah
Jahan sangat terpukul. Untuk mengenang isteri tercintanya ia membangun Taj
Mahal. Didalam bangunan indah nan megah
tersebut terdapat makam Mumtaz Mahal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar