Travelling kali ini berbeda dari yang biasanya. Biasanya hanya pergi berdua saja dengan adik perempuanku.Kali ini saya pergi dengan rombongan. Dan kali ini bukan saja wisata kota dan shopping, tapi wisata ziarah.
Hari ke 1, 15 Januari 2018
Menghabiskan waktu 1,5 jam di atas pesawat tibalah saya dan rombongan di Changi Airport terminal 3. Ini yang ke sembilan kali saya mengunjungi negeri Singapura. Saya tidak pernah bosan berkunjung kesini, karena lingkungan yang rapi dan bersih cocok dijadikan tempat untuk refreshing, jalan-jalan sore menikmati pemandangan kota, atau hanya sekedar staycation (stay vacation). Jarak yang dekat, karena merupakan negara tetangga. Selain itu sistem transportasi umum yang nyaman dan rapi. Banyak stasiun kereta dalam kota (MRT) yang terhubung langsung dengan shopping mall dan area wisata, sehingga memudahkan turis menjelajah kota dan menghemat biaya transport. Dan banyak area publik yang gratis tapi nyaman untuk bersantai dan kongkow-kongkow.
Setelah melewati proses imigrasi kami naik skytrain ke terminal 1 untuk makan di canteen staff di lantai basement. Meskipun sebutannya kantin staff, area ini lebih menyerupai food court. Banyak makanan halal disini, harganya pun murah-murah, jauh lebih murah daripada food court yang ada di mall-mall Jakarta. Nasi goreng, roti prata, teh tarik dll. rata-rata hanya dipatok 1 s.d 1,5 Sing Dollar saja. Dan tak usah khawatir, piring dan alat makan lainnya dipisah antara counter halal dan tidak halal.
Kami mampir sebentar di Merlion Park untuk sekedar selfie dan duduk duduk seperti pengunjung lainnya. Kemudian kami naik kembali kendaraan sewaan untuk ziarah ke makam Habib Nuh dan Sholat Ashar di Mushola yang ada di sana.
|
Makam Habib Nuh |
Setelah itu kami belanja oleh-oleh di Bugis Street, barang barang disini lebih murah dari Lucky Plaza.
Dari kota Singapura kami menuju kota Melaka Malaysia. Setelah melalui perjalanan panjang sekitar lima jam melewati perbatasan Singapura dan Malaysia, serta melalui proses imigrasi Singapura dan imigrasi Malaysia, kami tiba di hotel Melaka. Saya langsung beristirahat dan tidur.
Hari ke 2, 16 Januari 2019
Jam 8 pagi setelah sarapan di hotel kami berangkat menuju Kota Merah. Gedung,-gedung di kota ini berwarna merah. Kami berjalan menyusuri sungai Melaka. Mengunjungi benteng dan kapal peninggalan Portugis.
|
Kota Merah |
|
Sungai Melaka |
Di sekitar benteng peninggalan Portugis saya menjumpai seorang Madamme Portugis yang sedang memainkan biola.
|
Kapal peninggalan Portugis |
Dari Kota Merah kami menuju kawasan Putrajaya. Kami mengunjungi sebuah Mesjid yang megah. Banyak turis datang kesini, termasuk turis non muslim. Saya melihat banyak turis dari Tiongkok berkunjung kesini. Semua yang datang ke mesjid harus berpakaian tertutup, yang perempuan memakai kerudung. Dan wanita non muslim diwajibkan memakai jubah warna merah tua yang menyerupai jubah Harry Potter untuk menutupi tubuh dan rambut. Banyak pengunjung yang Sholat dan foto selfie disini.
|
Mesjid Putrajaya |
|
Mesjid Putrajaya |
Seberang mesjid tampak bangunan megah yang merupakan kantor kementerian. Kawasan Putrajaya ini adalah pusat pemerintahan.
|
depan kantor Kementerian Malaysia |
Dari kawasan Putrajaya tour dilanjutkan ke Kuala lumpur. Kami mengunjungi Menara Petronas yang terkenal itu. Foto-foto selfie sembari melepas lelah dan pegal-pegal.
|
Menara Petronas |
Dari Petronas kami menuju hotel untuk istirahat setelah sebelumnya makan malam di sebuah rumah makan yang menyajikan menu masakan Indonesia, rasanya sama enaknya dengan yang ada di Indonesia. Kami menginap di sebuah hotel di kawasan Bukit Bintang.
Saya bersama teman sekamar tak melewatkan kesempatan untuk menikmati kemeriahan malam di kawasan Bukit Bintang ini. Tentunya tak lupa belanja dan kuliner. Acara belanja dimulai dengan masuk ke Vinnci Store yang lagi menggelar sale, harganya jauh lebih murah dengan Vinnci Store yang ada di mall-mall besar Jakarta. Pengunjung Vinnci Store ini kebanyakan berwajah Arab. Saya membeli dua buah pasmina/kerudung dan kacamata. Kemudian saya masuk ke H&M dan Zara, yang juga lagi memberikan diskon sampai dengan 70 %. Saya pasti tak melewatkan belanja di store brand internasional ternama ini, mumpung sale. Saya membeli beberapa potong pakaian disini. Karena toko mau tutup kami pun segera keluar toko.
Ada kejadian lucu dalam perjalanan pulang ke hotel setelah berbelanja. Kami tersesat hingga sekitar satu kilometer, salah mengambil arah. Kami kecapaian, lalu duduk di bangku di pinggir jalan. Suasana yang ramai dan meriah membuat kami tenang, meskipun kami hanya berdua, perempuan lagi. Saya mencoba membuka aplikasi waze. Alhamdulillah....sinyal bagus. Akhirnya kami jalan mengikuti petunjuk dari waze. Sepanjang perjalanan kami mendengar banyak lagu dangdut Indonesia dinyanyikan oleh pemusik jalanan. Dan...di tengah perjalanan kami melihat salah satu teman kami, Mr. Bimbang Al Galau, tengah asik berjoget diiringi lagu dangdut Goyang Duma yang tengah populer di Indonesia. Antara percaya dan tidak, benarkah dia, teman kami, yang lagi asik berjoget bersama rombongan musik jalanan. Dia berjoget heboh sekali. Kami pun berhenti berjalan dan menyaksikan dulu pertunjukan para seniman jalanan ini. Saya melihat Mr. Al Galau mengelilingi penonton sambil berjoget heboh dan menerima uang saweran dari penonton. Dia melakukan semua itu katanya untuk membantu rombongan musik jalanan itu agar memperoleh uang yang banyak, ia tak seringgit pun ambil uang yang diberikan oleh penonton (kirain.... sengaja ngamen karena kehabisan uang).
Sampai hotel saya memilih tidur karena sudah terlalu capek. Beberapa teman masih asik di luar hotel.
Hari ke 3, 17 Januari 2018
Setelah sarapan rombongan kembali melanjutkan tour. Selama perjalanan kami tertawa-tawa gembira menyaksikan rekaman video pertunjukan Mr Bimbang Al Galau. Destinasi pertama hari ini adalah ziarah ke makam Syeh Nur Kholidi. Lanjut ke Batu Cave dan mengunjungi istana kerajaan Malaysia (pintu gerbang istana saja).
|
gerbang istana |
|
di depan gerbang istana |
Dan yang paling mengasyikan, destinasi selanjutnya, Genting Highland Resort. O iya..sebelum ke Istana dan Genting Highland kami foto selfie di depan Kantor Kementrian Pariwisata dan Kebudayaan Malaysia yang instragrammable.
|
selfie depan kantor Kementerian Pariwisata dan Kebudayaan |
Selama perjalanan ke Genting Highland kami disuguhi dengan pemandangan alam yang indah. Setelah beberapa jam kami tiba di lokasi. Kami masuk ke sebuah bangunan yang lebih menyerupai mall. Banyak cafe, restoran dan outlet brand internasional disini. Dan...ada outlet Vinnci disini, lagi sale. Saya pun belanja lagi. Saya membeli 2 pcs dress panjang dan 2 pcs ikat pinggang.
Setelah hampir dua jam kami belanja dan mengitari area shopping mall, akhirnya tiba juga waktu untuk naik kereta gantung. Antrean panjang sekali.
Pemandangan alam Genting dilihat dari ketinggian di atas kereta gantung sangat indah.
Dari Genting Highland tour dilanjutkan dengan perjalanan malam menuju Propinsi Songkhla Thailand. Kami bermalam di perjalanan (nginap di bus). Perjalanan dari Genting Highland ke perbatasan negara Thailand memakan waktu kurang lebih dua belas jam.
Hari ke 4, 18 Januari 2018
Jam 7 pagi kami tiba di perbatasan. Setelah melewati proses imigrasi Malaysia dan imigrasi Thailand kami menuju Propinsi Songkhla. Tour Thailand dimulai dengan ziarah ke makam Syeikh Abdurrahman Al Falembangi dan mengunjungi pondok pesantren yang ada di sana.
|
Jalan setapak menuju makam Syekh Abdurrahman Al Falembangi |
|
Makam Syekh Abdurrahman Al Falembangi |
Kemudian mengunjungi patung Sleeping Budha yang sangat besar di propinsi Songkhla, Thailand Selatan. Penduduk Songkhla ini mayoritas menganut agama Islam. Seperti halnya Indonesia, negeri Thailand juga memiliki dan menghormati perbedaan agama.
|
Sleeping Budha |
Perjalanan diteruskan ke pantai Semila. Turun dari bis saya membeli es krim kelapa khas Thailand, terus duduk di kursi di pinggir pantai menikmati semilir angin dan keindahan pemandangan pantai. Di pantai ini banyak kursi dan bangku di pinggir pantai. Beberapa teman ada yang naik kuda dan ada juga yang sibuk belanja oleh-oleh.
Sebelum istirahat di hotel kami makan malam di Chalee D'Hatyai Restaurant, yang menyajikan sop Tom Yam ter-enak yang pernah saya cicipi.
Tour di Songkhla Thailand diakhiri dengan menginap di Ambassador Hotel Hadyai.Tak lupa sebelum istirahat tidur kami menjajal tempat kuliner dan belanja oleh-oleh di sekitar hotel.
Hari ke 5, 19 Januari 2018
Jam 8 pagi setelah sarapan tour dilanjutkan dengan perjalanan panjang melewati perbatasan negara Thailand dan Malaysia, serta proses imigrasi Thailand dan imigrasi Malaysia, menghabiskan waktu sekitar enam jam perjalanan, kami tiba di Pulau Penang Malaysia dengan melewati dua buah jembatan sepanjang 13 km dan 23 km.
Di Penang rombongan tour ziarah ke sebuah makam (saya lupa namanya), kuliner makanan khas Melayu dan belanja oleh-oleh.
Perjalanan hari ke 5 diakhiri dengan menginap di hotel dekat bandara Sepang.
Perjalanan tour sepanjang seribu kilometer melalui jalur darat melintasi tiga negara Singapura, Malaysia dan Thailand telah berakhir.
Hari ke 6, 20 Januari 2018
Jam 4 pagi kami cek out hotel menuju Bandara Sepang. Penerbangan kami dari Sepang Malaysia menuju Jakarta jam 7.30.