Jumat, 03 Juni 2016

Tenanglah, hatiku !

Tenanglah, hatiku, hingga fajar tiba.

Tenanglah, meskipun prahara yang mengamuk mencerca bisikan-bisikan batinmu, dan gua-gua lembah takkan menggemakan bunyi suaramu.

Tenanglah, hatiku, hingga fajar tiba. Karea dia yang menantikan dengan sabar hingga fajar, pagi hari akan memeluknya dengan semangat.

Nun, di sana ! Fajar merekah, hatiku. Bicaralah, jika kau mampu bicara!
Itulah arak-arakan sang fajar, hatiku! Akankah hening malam melumpuhkan kedalaman hatimu yang menyanyi menyambut fajar?

Lihatlah kawanan merpati dan burung murai melayang di atas lembah. Akankah kengerian malam menghalangi engkau untuk menduduki sayap bersama mereka?

Para pengembala memandu kawanan dombanya dari tempat ternak dan kandang.
Akankah roh-roh malam menghalangimu untuk mengikuti mereka ke padang rumput hijau?


Anak lelaki dan perempuan bergegas menuju kebun anggur. Kenapa kau tak beranjak dan berjalan bersama mereka?

Bangkitlah, hatiku, bangkit dan berjalan bersama fajar, karena malam telah berlalu. Ketakutan malam lenyap bersama mimpi gelapnya.

Bangkitlah, hatiku, dan lantangkan suaramu dalam nyanyian, karena hanya anak-anak kegelapan yang gagal menyatu ke dalam nyanyian sang fajar.

( cuplikan dari karya Khalil Gibran )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar