Sultanah Safiatuddin memerintah Aceh selama 35 tahun dari 1641 s.d 1675 menggantikan suaminya, Sultan Iskandar Tsani ( 1637 – 1641 ). Lahir tahun 1612, anak tertua dari Sultan Iskandar Muda, dengan nama Putri Sri Alam. Ia putri yang rupawan dan cerdas. Ia gemar menulis sajak dan cerita. Ia membantu berdirinya perpustakaan di negerinya dan aktif mengembangkan ilmu pengetahuan. Ia sangat memajukan pendidikan bagi pria dan wanita. Selain bahasa Aceh dan Melayu, ia juga menguasai bahasa Spanyol, Arab, Persia dan Urdu. Ia dinikahkan dengan Iskandar Thani, Putra Sultan Pahang.
Sultanah Safiatuddin turut andil dalam Perang Malaka tahun 1639. Ia membentuk barisan perempuan pengawal istana untuk berperang. Usaha-usaha Belanda dan VOC tidak berhasil masuk ke Aceh. Ia meneruskan tradisi pemberian hadiah tanah kepada para pahlawan perang. Ia memerintah dengan bijak dan cerdas. Pada masa pemerintahannya hukum dijalankan dengan baik. Ilmu pengetahuan dan Sastra berkembang pesat pada saat itu. Ia sangat dihormati oleh rakyatnya dan disegani oleh Belanda, Portugis, Inggris, India dan Arab.
Monumen Taman Ratu Safiatuddin |
Sultanah Safiatuddin mempunyai dua orang ulama penasihat Negara yaitu, Nuruddin ar- Raniri dan Abdurrauf Singkil. Ia meminta Nuruddin menulis sebuah buku untuk kepentingan rakyatnya dengan judul “ Hidayatul Imam “.
Sang Ratu Aceh ini meninggal 23 Oktober 1675.
Referensi : id.wikipedia.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar