Tanggal 10 Juni 2017, hari Sabtu, adalah moment bersejarah bagi warga
Tasikmalaya. Pada hari ini Presiden Jokowi meresmikan bandara komersi Wiriadinata Tasikmalaya. Dan 1 Juli 2017 bandara ini dibuka untuk umum. Ini merupakan
khabar baik bagi warga Tasikmalaya yang sering bolak-balik Tasikmalaya-Jakarta,
baik untuk urusan pekerjaan, bisnis atau urusan keluarga.
Saya sempat memesan
tiket pesawat untuk keberangkatan tanggal 1 dan 2
Juli 2017 dari Tasikmalaya (Bandara Wiriadinata) ke Jakarta (Bandara Halim
Perdanakusumah), tapi sayang, tiket habis terjual untuk kedua tanggal tersebut.
Akhirnya saya pun memesan tiket bus Budiman First Class jurusan Tasikmalaya –
Bekasi, seperti biasanya. ( PO Budiman ini adalah perusahaan bus terbaik di
kota Tasikmalaya, menurut pendapat saya, berdasarkan pengalaman saya naik bus antar
kota selama lebih dari 20 tahun, tak ada transportasi umum bus yang lebih
nyaman dari ini, dengan pool bus tersendiri yang dikelola dengan baik serta jauuuh……
lebih nyaman dari terminal bus Tasikmalaya. Saya kecewa dengan berita akan
adanya aturan baru yang akan diberlakukan bahwa penumpang tidak boleh naik bus
dari pool bus, mulai Oktober 2017.)
Tanggal 22 Juli 2017, saya berhasil mendapatkan boarding
pass. Akhirnya saya punya kesempatan naik pesawat dari Halim Perdana Kusumah
Jakarta (berjarak 20 menit berkendara dari tempat tinggal saya) ke Bandara
Wiriadinata Tasikmalaya (berjarak 15
menit berkendara dari tempat tinggal orang tua dan keluarga di Tasikmalaya). Ketika
masuk ke dalam pesawat, semua kursi terisi penuh, hanya tersisa satu untuk saya.
Pesawat terbang di udara tidak lebih dari 30 menit. Total perjalanan Jakarta –Tasikmalaya
hanya satu jam saja.
Ketika saya turun dari pesawat Wings Air yang membawa saya
dari Jakarta ke Tasikmalaya…saya kaget (jauh dari yang saya bayangkan…karena
terbiasa melihat Bandara Internasional
Soekarno Hatta, Changi Int. Airport, dan bandara lainnya ), ternyata
bandara ini kecil sekali, dikelilingi oleh area persawahan, area indoor bandara
pun hanya seluas sebuah rumah tinggal. Para penjemput berdiri di pinggir
lapangan melambai-lambaikan tangan, mengingatkan saya akan film-film jaman
dulu. Dan ketika hendak ambil bagasi, saya harus tanya dulu kepada petugas
bandara, dimana tempat mengambil bagasi. Saya masih bingung ketika petugas
tsb. mempersilahkan saya duduk menunggu, nanti bagasi diantar katanya.
Tapi, saya merasa bangga, kota Tasikmalaya telah memiliki sebuah bandara. Senang dan bersyukur dengan beroperasinya
bandara komersil di Tasikmalaya ini, karena memudahkan perjalanan saya, dan
membuat nyaman, tidak capek. Mudah-mudahan…di masa depan bandara ini bisa
berkembang seperti Bandara Halim Perdanakusumah Jakarta .
Sedikit informasi bagi teman-teman yang berkunjung ke
Tasikmalaya dan tak ada keluarga atau teman yang menjemput, lebih baik
menyiapkan aplikasi GRAB, GO CAR, GO-JEK di HP, karena
di area bandara ini tidak ada transportasi umum seperti taxi konvensional dan ojek.
" Bahwasanya dunia ini adalah
tempat singgah untuk sementara waktu. Bukan tempat tinggal yang sebenarnya.
Sedangkan manusia yang didalamnya selaku musafir yang sedang berkelana. Awal
pertama manusia singgah dalam perut ibunya, dan terakhir manusia singgah di
liang kubur. Manusia masih dalam perjalanan dan yang dituju adalah kampung
halaman yang kekal yaitu Akhirat. " - Khalil Gibran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar