Jaman dahulu kala ada sebuah kerajaan kecil di tanah Sunda.
Sang Raja sangat mendambakan anak. Setelah sekian lama Raja dan Permaisuri
menikah belum juga dikaruniai Putera atau puteri yang akan mewarisi kerajaannya
kelak.
Suatu hari keinginan Raja terkabul. Permaisuri hamil.
Sembilan bulan kemudian lahirlah seorang bayi yang cantik. Raja dan Permaisuri
sangat bahagia.
Hari berlalu..bayi cantik berubah jadi gadis remaja yang
sangat jelita. Namun, kejelitaan wajah tidak seiring dengan perangainya yang
buruk. Meskipun kelakuan Puteri sering membuat Raja dan Permaisuri sedih, Raja sangat menyayangi puterinya. Apapun keinginan Puteri selalu dipenuhinya, tapi Sang Puteri tak pernah
merasa puas. Hingga suatu hari Sang Raja sudah tak dapat lagi memenuhi
keinginan Puteri, membuat Puteri marah besar. Puteri melemparkan semua perhiasan yang terdiri dari emas
permata dan berlian ke halaman istana.
“Kecantikan tidak terletak pada wajah,tapi terpancar dari dalam hati.” – Khalil Gibran
Ajaib, dari dalam tanah yang dilempari permata berlian itu
keluar air. Terus menerus..tanah itu mengeluarkan air, sehinggan akhirnya
membentuk sebuah telaga. Air telaga itu memancarkah cahaya yang berwarna-warni.
Sangat Indah. Telaga itu disebut telaga warna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar