“ tok tok bulan tok bulan tok aya bulan sagede batok…. tok
tok bulan tok bulan tok aya bulan sagede batok….”
pic. courtesy of freeimages.com |
Terdengar anak-anak
bernyanyi setiap malam bulan purnama…..sekitar
empat puluh tahun yang lalu ketika saya masih seorang anak kecil. Mungkin juga
ratusan tahun sebelumnya, anak-anak selalu bernyanyi memanggi-manggil bulan.
Pada saat bulan purnama tampak bayangan seorang nenek sedang
menenun didampingi oleh seekor kucing. Dia dipanggil Nini Anteh.
Pada jaman dahulu kala…ada seorang gadis remaja piatu. Ia
tinggal bersama ayah dan ibu tiri. Ibunya sudah meninggal ketika ia masih
berumur lima tahun. Malang sekali nasibnya, ibu tirinya sangat kejam, sering
memarahinya dan memukulinya ketika ayahnya sedang pergi bekerja. Gadis itu
sering dibiarkan kelaparan, padahal sudah kelelahan mengerjakan pekerjaan rumah
dan kebun.
Bukannya memberi gadis itu makan, ibu tiri malah mengambil
bakul nasi dan menumpahkannya ke kepala gadis malang itu. Seolah-olah gadis itu
telah menghambur-hamburkan nasi, ketika ayahnya datang dan melihatnya.
Pernah ia menceritakan kejadian yang sebenarnya kepada
ayahnya, tapi ayahnya tak percaya. Karena didepan ayahnya, ibu tiri selalu
menunjukan sikap penuh kasih sayang.
Suatu hari…gadis piatu itu sudah tidak tahan lagi dengan
penderitaannya, sudah tak kuat lagi menahan rasa sakit karena perlakuan ibu
tirinya. Ia pergi ke kuburan ibunya, berkeluh kesah dan menangis. Ia ditemani
kucing kesayangannya.
Dan ia pun berucap “Ibu..aku sudah tak kuat lagi….aku tak
sanggup lagi hidup bersama ibu tiri…berilah aku kebahagiaan….”.
Tiba-tiba datang bidadari turun dari pelangi dan
menghampirinya. Bidadari jelita itu berkata
“Ayo…ikut denganku..kamu akan bahagia bila ikut denganku…”
Gadis mengangguk tanda setuju dan membiarkan bidadari menuntunnya
berjalan di di atas pelangi, bersama kucing kesayangannya.
Sejak saat itu gadis malang telah menemukan kebahagiaannya
dan tinggal di bulan. Sebulan sekali, di
saat purnama, ia selalu menampakkan diri. Untuk mengusir kesepiannya gadis itu
menenun kain sutera. Karena itu ia dipanggil Anteh (wanita yang menenun). Gadis
itu tinggal selamanya di bulan hingga tua, dan sekarang dipanggil Nini Anteh.
“ tok tok bulan tok bulan tok aya bulan sagede batok…. tok
tok bulan tok bulan tok aya bulan sagede batok….”
Sekarang ini sudah tak terdengar lagi nyanyian anak-anak
tersebut. Anak-anak sekarang sibuk
bermain games dan internet. Tak ada waktu bagi mereka untuk sekedar menikmati
keindahan alam di saat Bulan Purnama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar