Selasa, 11 Juli 2017

Dongeng pengantar tidur : Wanita penunggu bulan

“ tok tok bulan tok bulan tok aya bulan sagede batok…. tok tok bulan tok bulan tok aya bulan sagede batok….”

pic. courtesy of freeimages.com
Terdengar  anak-anak bernyanyi setiap  malam bulan purnama…..sekitar empat puluh tahun yang lalu ketika saya masih seorang anak kecil. Mungkin juga ratusan tahun sebelumnya, anak-anak selalu bernyanyi memanggi-manggil bulan.

Pada saat bulan purnama tampak bayangan seorang nenek sedang menenun didampingi oleh seekor kucing. Dia dipanggil Nini Anteh.

Pada jaman dahulu kala…ada seorang gadis remaja piatu. Ia tinggal bersama ayah dan ibu tiri. Ibunya sudah meninggal ketika ia masih berumur lima tahun. Malang sekali nasibnya, ibu tirinya sangat kejam, sering memarahinya dan memukulinya ketika ayahnya sedang pergi bekerja. Gadis itu sering dibiarkan kelaparan, padahal sudah kelelahan mengerjakan pekerjaan rumah dan kebun.

Bukannya memberi gadis itu makan, ibu tiri malah mengambil bakul nasi dan menumpahkannya ke kepala gadis malang itu. Seolah-olah gadis itu telah menghambur-hamburkan nasi, ketika ayahnya datang dan melihatnya.

Pernah ia menceritakan kejadian yang sebenarnya kepada ayahnya, tapi ayahnya tak percaya. Karena didepan ayahnya, ibu tiri selalu menunjukan sikap penuh kasih sayang.

Suatu hari…gadis piatu itu sudah tidak tahan lagi dengan penderitaannya, sudah tak kuat lagi menahan rasa sakit karena perlakuan ibu tirinya. Ia pergi ke kuburan ibunya, berkeluh kesah dan menangis. Ia ditemani kucing kesayangannya.

Dan ia pun berucap “Ibu..aku sudah tak kuat lagi….aku tak sanggup lagi hidup bersama ibu tiri…berilah aku kebahagiaan….”.

Tiba-tiba datang bidadari turun dari pelangi dan menghampirinya. Bidadari jelita itu berkata  “Ayo…ikut denganku..kamu akan bahagia bila ikut denganku…”

Gadis mengangguk tanda setuju dan membiarkan bidadari menuntunnya berjalan di di atas pelangi, bersama kucing kesayangannya.

Sejak saat itu gadis malang telah menemukan kebahagiaannya dan tinggal di bulan.  Sebulan sekali, di saat purnama, ia selalu menampakkan diri. Untuk mengusir kesepiannya gadis itu menenun kain sutera. Karena itu ia dipanggil Anteh (wanita yang menenun). Gadis itu tinggal selamanya di bulan hingga tua, dan sekarang dipanggil Nini Anteh.

“ tok tok bulan tok bulan tok aya bulan sagede batok…. tok tok bulan tok bulan tok aya bulan sagede batok….”


Sekarang ini sudah tak terdengar lagi nyanyian anak-anak tersebut.  Anak-anak sekarang sibuk bermain games dan internet. Tak ada waktu bagi mereka untuk sekedar menikmati keindahan alam di saat Bulan Purnama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar