Rabu, 01 Agustus 2012

Raden Saleh, Maestro Pelukis Indonesia


Raden Saleh
Raden Saleh Sjarif Boestaman atau dikenal dengan panggilan Raden Saleh adalah maestro pelukis Indonesia awal abad 19. Lahir di Semarang, tahun 1807. Ia belajar melukis pada pelukis Belgia, A.J Payen, mahaguru di Akademi Senirupa Doornik, Belanda. Payen mengusulkan Raden Saleh untuk belajar ke Belanda dan meminta dukungan kepada Gubernur Jenderal Van Der Capellen, yang saat itu berkuasa. Setelah melihat bakat melukis Raden Saleh, Der Capellen bersedia membiayai pendidikannya di Belanda. Raden Saleh kemudian pergi ke Eropa untuk memperdalam keahlian melukisnya dibawah bimbingan Cornelius Kruseman. Namun keberangkatannya ke Belanda diduga membawa misi lain, Saleh bertugas mengajari Inspektur Keuangan Belanda De Linge tentang adat istiadat orang Jawa, Bahasa Jawa dan Bahasa Melayu. Ia tinggal di Eropa selama 20 tahun. Tahun 1851 ia pulang ke Indonesia bersama isterinya yang warga Negara Belanda.  
Potret Diri Raden Saleh

Selama belajar di Belanda, selain melukis Saleh tertarik untuk mempelajari ilmu pasti, ilmu ukur tanah dan pesawat. Ia pernah tinggal di Jerman selama lima tahun sebagai tamu kehormatan kerajaan. Tahun 1844 ia menjadi pelukis istana kerajaan Belanda. Meski menjadi seorang pelukis kerajaan Belanda, ia sering mengkritik politik pemerintah Hindia Belanda, yang diwujudkannya dalam lukisan ‘Penangkapan Pangeran Dipenogoro’.

Beberapa lukisan karya Raden Saleh dipamerkan di museum Louvre di Paris, Perancis, dan Rijkmuseum di Amsterdam, Belanda. Banyak bangsawan Belgia dan Jerman serta pejabat Belanda yang mengagumi karya Raden Saleh.

Raden Saleh wafat 23 April 1880 di Bogor.



Tentang lukisan ‘Penangkapan Pangeran Dipenogoro’.

Penangkapan Pangeran Dipenogoro
Lukisan ini dibuat 1857. Pangeran Dipenogoro dan pengikutnya digambarkan tidak membawa senjata. Keris di pinggang pun tak ada. Maknanya Pangeran Dipenogoro berniat baik. Peristiwanya terjadi di Bulan Ramadhan di kediaman Residen Magelang. Jendral De Kock tahu Pangeran Dipenogoro dalam keadaan tidak siap berperang, sehingga dengan mudah menangkapnya.  Dipenogoro berpose siaga dan tegang, tangan kirinya menggenggam tasbih. Pada saat terjadinya peristiwa Raden Saleh lagi berada di Belanda. Beberapa tahun kemudian ia pulang ke Indonesia dan mencari informasi mengenai peristiwa tersebut.

 Berikut ini beberapa lukisan karya Raden Saleh :







Jendral Willem Daendels


Kyai Maja
















Referensi : id.wikipedia.org
                en.wikipedia.org
                multi sumber







Tidak ada komentar:

Posting Komentar