gambar diambil dari www.wayangprabu.com |
Gagah perkasa,
berparas rupawan, keturunan raja, dialah Arjuna, Lelaki Lelalaning Jagat, pandai
merayu, semua wanita jatuh hati padanya, sehingga dia terkenal sebagai playboy.
Dan Srikandi, seorang gadis cantik, pintar, mahir seni bela diri dan terkenal
tomboy. Mereka dipertemukan oleh Dewa Asmara. Kisah cinta terjalin penuh
gelora.
Suatu hari
Srikandi melihat Arjuna di sebuah taman sedang mengajari kekasihnya Rarasati
memanah. Srikandi terpukau oleh
kemahiran Arjuna memanah, sungguh gagah dan berkharisma. Srikandi juga terpesona
oleh sosok Arjuna yang ganteng dan rupawan. Srikandi ingin belajar memanah pada Arjuna. Gadis itu
meminta Arjuna untuk mengajarinya.
Beberapa
waktu sebelumnya Srikandi datang ke pesta pernikahan Arjuna dan Dewi Subadra. "Sungguh tampan pengantin pria itu, gagah,
ganteng….aku ingin sekali bertukar tempat dengan sang pengantin perempuan itu.” Srikandi berbicara dalam hati.
“ Aku ingin mencintaimu dengan sederhana... seperti kata yang tak sempat
diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu... Aku ingin mencintaimu
dengan sederhana... seperti isyarat yang tak sempat dikirimkan awan kepada
hujan yang menjadikannya tiada...” (Sapardi Djoko Damono)
Srikandi
belajar memanah dengan tekun. Dia seksama mendengarkan penjelasan dari Arjuna mengenai
teknik-teknik memanah yang baik. Srikandi
mempelajari ilmu perang pada Arjuna. Gadis tomboy ini ingin menjadi ksatria wanita yang
tangguh dan mahir memanah. Seiring dengan meningkatnya ilmu yang dimiliki Srikandi,
tali kasih diantara keduanya semakin erat. Srikandi tak ingin jauh-jauh dari
Arjuna. Begitupun Arjuna, ia jatuh cinta pada kecantikan Srikandi, pada pribadinya
yang unik dan daya tarik yang berbeda dari wanita-wanita cantik lainnya.
Meskipun Arjuna telah memiliki banyak kekasih wanita-wanita jelita, ia melihat
Srikandi memiliki kecantikan dan keanggunan tersendiri, antara sifat lemah
lembut yang feminin dan ketegasan serta keperkasaan seorang pria. Dengan kata
lain, Srikandi cantik tapi tomboy.
Namun kisah
cinta ini tidak berjalan mulus. Keluarga Srikandi menentang. Mereka tak setuju
Srikandi menikah dengan Arjuna yang playboy dan memiliki banyak isteri serta kekasih.
Orang tua Srikandi telah menjodohkan Srikandi dengan Jungkungmardeya,
seorang raja dari negeri tetangga,lajang, kaya, berkuasa dan juga tampan. Srikandi menolak
perjodohan itu. Pesona Arjuna telah merasuk sukma.
“ Setetes airmata menyatukanku
dengan mereka yang patah hati; seulas senyum menjadi sebuah tanda kebahagiaanku
dalam keberadaan... Aku merasa lebih baik jika aku mati dalam hasrat dan
kerinduan... ketimbang jika aku hidup menjemukan dan putus asa “ (Khalil
Gibran)
gambar diambil dari www.wayangprabu.com |
“ Kucintai
desa kelahiranku dengan sebagian cintaku untuk negeri, kucintai negeriku dengan
sebagian cintaku untuk bumi.” (Khalil Gibran)
Srikandi
mengakhiri petualangan cinta sang Arjuna.