“Negeri kita kaya, kaya, kaya-raya, Saudara-saudara. Berjiwa besarlah, berimagination. Gali ! Bekerja! Gali! Bekerja! Kita adalah satu tanah air yang paling cantik di dunia”.
"capailah
cita-citamu setinggi langit!! bermimpilah setinggi langit!! karena seandainya
anda terjatuh, maka anda akan terjatuh diantara bintang-bintang"
"ingatlah!! belajar tanpa berpikir adalah
tidak ada gunanya, sedangkan berpikir tanpa belajar sangat berbahaya!!"
"Berikan aku 1000 anak
muda maka aku akan memindahkan gunung tapi berikan aku 10 pemuda yg cinta akan
tanah air maka aku akan menguncang dunia."
“Perjuanganku lebih mudah karena mengusir
penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.”
"menaklukan ribuan orang belumlah tentu
disebut sebagai pemenang, tetapi mampu menaklukan diri sendirilah yang bisa
disebut penakluk gemilang!!"
“Kami menggoyangkan langit, menggempakan darat, dan
menggelorakan samudera agar tidak jadi bangsa yang hidup hanya dari 2 ½ sen
sehari. Bangsa yang kerja keras, bukan bangsa tempe, bukan bangsa kuli. Bangsa
yang rela menderita demi pembelian cita-cita”
“Bunga mawar tidak mempropagandakan
harum semerbaknya, dengan sendirinya harum semerbaknya itu tersebar di sekelilingnya."
"berbuat baiklah pada orang lain, walaupun
orang itu tidak berbuat baik kepadamu, niscaya anda akan mendapatkan kebaikan
pula dari orang lain... apabila didalam diri seseorang masih ada malu dan takut
untuk berbuat kebaikan, maka jaminan orang tersebut adalah tidak akan
bertemunya ia dengan kemajuan selangkahpun..."
“Apa yang sudah disepakati secara politik, jangan
pernah diperdebatkan secara estetis.”
“Bebek berjalan berbondong-bondong, akan tetapi
burung elang terbang sendirian.”
“Insinyur (Sarjana) yang bekerja pada orang lain itu
(masuk dalam golongan) proletar. Karena ia menjual tenaganya (kepada orang
lain) dan alat alat produksi yang dia gunakan untuk bekerja bukan menjadi hak
miliknya.”
“Aku Lebih suka lukisan
Samodra yang bergelombangnya memukul, mengebu-gebu, dari pada lukisan sawah
yang adem ayem tentrem, “Kadyo siniram wayu sewindu lawase” (Pidato HUT
Proklamasi 1964 Bung Karno).
“Laki-laki dan
perempuan adalah sebagai dua sayapnya seekor burung. Jika dua sayap sama
kuatnya, maka terbanglah burung itu sampai ke puncak yang setinggi-tingginya;
jika patah satu dari pada dua sayap itu, maka tak dapatlah terbang burung itu
sama sekali.” ( Sarinah, hlm 17/18 Bung Karno).
“Tidak peduli rakyat dapat baca atau tidak, tidak peduli rakyat hebat ekonominya atau tidak, tidak peduli rakyat bodoh atau pintar, asal menurut hukum internasional mempunyai syarat-syarat suatu negara merdeka, yaitu ada rakyatnya, ada buminya dan ada pemerintahannya, sudahlah ia merdeka” ( Pidato Soekarno di BPUPKI, 1 Juni 1945 )
“Negara Republik Indonesia ini bukan milik sesuatu
golongan, bukan milik sesuatu agama, bukan milik sesuatu suku, bukan milik sesuatu
golongan adat-istiadat, tetapi milik kita semua dari Sabang sampai Merauke “ (Pidato di Surabaya,
24 September 1955)
“Jikalau ingin
menjadi satu bangsa yang besar, ingin menjadi bangsa yang mempunyai kehendak untuk bekerja, perlu pula mempunyai “imagination!” (Kutipan Pidato Bung Karno di Semarang, 29 Juli 1956)
“Janganlah melihat ke
masa depan dengan mata buta! Masa yang lampau adalah berguna sekali untuk
menjadi kaca benggala dari pada masa yang akan datang.” (Pidato HUT Proklamasi
1966, Soekarno).
Referensi : multisumber