Karya : Hans Christian Andersen (1838)
" Jalanilah hidup tanpa ketakutan, hadapi semua masalah dan yakinlah bahwa kita dapat mengatasi semua itu." - Anonim -
" Jalanilah hidup tanpa ketakutan, hadapi semua masalah dan yakinlah bahwa kita dapat mengatasi semua itu." - Anonim -
pic. from : birthingfromwithin.com |
Di
bawah di jalan sejumlah
anak-anak bermain, dan ketika mereka melihat bangau, salah satu anak
yang paling
berani mulai menyanyikan sebuah lagu tentang bangau, kemudian anak-anak
lainnya segera
bergabung. Inilah lirik
dari lagu yang mereka nyanyikan :
"Bangau,
bangau, terbanglah jauh,
Berdiri tidak pada satu kaki, saya berdo’a,
Lihat istrimu di dalam sarang,
Dengan anak-anak kecil yang tertidur.
Mereka akan menggantung yang satu,
Dan menggoreng yang lain;
Mereka akan menembak yang ketiga,
Dan panggang saudaranya. "
" Dengarlah apa yang mereka nyanyikan !," kata seekor bangau muda, "mereka mengatakan kita akan digantung dan dipanggang."
" Jangan dipikirkan. Jangan dengarkan mereka !" kata sang ibu. "Mereka tidak akan melakukan apapun."
Tapi anak-anak terus bernyanyi dan menunjuk pada bangau, dan mengejek mereka, kecuali salah satu anak laki-laki yang bernama Petrus, dia bilang jangan mengolok-olok hewan dan perbuatan itu sangat memalukan. Ibu bangau menghibur anak-anaknnya, dan mengatakan kepada mereka supaya tidak khawatir. "Lihat," katanya, "Begitu tenangnya ayahmu berdiri, meskipun hanya pada satu kaki."
"Tapi kami sangat ketakutan," kata anak-anak bangau, dan mereka menarik kembali kepala mereka ke dalam sarang.
Hari berikutnya ketika anak-anak sedang bermain bersama, dan melihat bangau, mereka menyanyikan lagu itu lag :
"Mereka akan menggantung satu,
Dan panggang yang lain. "
"Bagaimana kalau kita digantung dan dibakar?" Tanya bangau muda.
"Tidak, tentu saja tidak," kata sang ibu. "Aku akan mengajarkan kalian terbang, dan ketika kalian telah dapat terbang, kita akan terbang bersama-sama ke padang rumput, dan mendatangi katak dalam air, mereka takut pada kita dan menangis 'croak..croak…croak…." dan kemudian kita akan makan mereka, ".
"Dan apa selanjutnya?" Tanya anak-anak bangau.
" Kemudian…semua bangau di wilayah itu akan berkumpul bersama, dan pergi beriringan selama musim gugur. Penting buat kita agar bisa terbang dengan baik. Jika tidak, pemimpin kelompok akan mendorong kita dengan paruhnya, dan membunuh kita. Oleh karena itu kita harus benar-benar belajar, sehingga sudah siap ketika saatnya tiba. "
"Kemudian kita akan dibunuh seperti yang dikatakan oleh anak-anak laki-laki itu,dengar ! mereka menyanyi lagi! "
"Dengarkan aku, jangan dengarkan mereka," kata ibu bangau. " kita akan terbang jauh ke negeri-negeri hangat, di mana terdapat banyak gunung dan hutan. Ke Mesir, kita akan melihat rumah-rumah berbentuk piramida dari batu, di negeri itu ada sebuah sungai yang meluap airnya, di sana kita dapat berjalan-jalan, dan makan katak dalam jumlah yang banyak. "
"Oh, o-h!" Teriak anak bangau.
"Ya, itu adalah tempat yang menyenangkan, tidak ada yang harus dilakukan sepanjang hari kecuali makan, dan sementara kita sangat berkecukupan di sana, di negeri ini tidak akan ada daun hijau di pohon-pohon, dan cuaca akan begitu dingin dan awan akan membeku dan jatuh ke bumi dalam bentuk seperti kain warna putih"
Berdiri tidak pada satu kaki, saya berdo’a,
Lihat istrimu di dalam sarang,
Dengan anak-anak kecil yang tertidur.
Mereka akan menggantung yang satu,
Dan menggoreng yang lain;
Mereka akan menembak yang ketiga,
Dan panggang saudaranya. "
" Dengarlah apa yang mereka nyanyikan !," kata seekor bangau muda, "mereka mengatakan kita akan digantung dan dipanggang."
" Jangan dipikirkan. Jangan dengarkan mereka !" kata sang ibu. "Mereka tidak akan melakukan apapun."
Tapi anak-anak terus bernyanyi dan menunjuk pada bangau, dan mengejek mereka, kecuali salah satu anak laki-laki yang bernama Petrus, dia bilang jangan mengolok-olok hewan dan perbuatan itu sangat memalukan. Ibu bangau menghibur anak-anaknnya, dan mengatakan kepada mereka supaya tidak khawatir. "Lihat," katanya, "Begitu tenangnya ayahmu berdiri, meskipun hanya pada satu kaki."
"Tapi kami sangat ketakutan," kata anak-anak bangau, dan mereka menarik kembali kepala mereka ke dalam sarang.
Hari berikutnya ketika anak-anak sedang bermain bersama, dan melihat bangau, mereka menyanyikan lagu itu lag :
"Mereka akan menggantung satu,
Dan panggang yang lain. "
"Bagaimana kalau kita digantung dan dibakar?" Tanya bangau muda.
"Tidak, tentu saja tidak," kata sang ibu. "Aku akan mengajarkan kalian terbang, dan ketika kalian telah dapat terbang, kita akan terbang bersama-sama ke padang rumput, dan mendatangi katak dalam air, mereka takut pada kita dan menangis 'croak..croak…croak…." dan kemudian kita akan makan mereka, ".
"Dan apa selanjutnya?" Tanya anak-anak bangau.
" Kemudian…semua bangau di wilayah itu akan berkumpul bersama, dan pergi beriringan selama musim gugur. Penting buat kita agar bisa terbang dengan baik. Jika tidak, pemimpin kelompok akan mendorong kita dengan paruhnya, dan membunuh kita. Oleh karena itu kita harus benar-benar belajar, sehingga sudah siap ketika saatnya tiba. "
"Kemudian kita akan dibunuh seperti yang dikatakan oleh anak-anak laki-laki itu,dengar ! mereka menyanyi lagi! "
"Dengarkan aku, jangan dengarkan mereka," kata ibu bangau. " kita akan terbang jauh ke negeri-negeri hangat, di mana terdapat banyak gunung dan hutan. Ke Mesir, kita akan melihat rumah-rumah berbentuk piramida dari batu, di negeri itu ada sebuah sungai yang meluap airnya, di sana kita dapat berjalan-jalan, dan makan katak dalam jumlah yang banyak. "
"Oh, o-h!" Teriak anak bangau.
"Ya, itu adalah tempat yang menyenangkan, tidak ada yang harus dilakukan sepanjang hari kecuali makan, dan sementara kita sangat berkecukupan di sana, di negeri ini tidak akan ada daun hijau di pohon-pohon, dan cuaca akan begitu dingin dan awan akan membeku dan jatuh ke bumi dalam bentuk seperti kain warna putih"
"Apakah
anak-anak nakal itu akan membeku jatuh
dan kemudian dipotong-potong ? Tanya anak
bangau.
"Tidak, mereka tidak akan membeku dan jatuh ke dalam potongan," ujar sang ibu, "tetapi mereka akan sangat kedinginan, dan mereka harus duduk sepanjang hari di sebuah ruangan gelap suram, sementara kita akan beterbangan di tanah asing, di mana ada bunga-bunga mekar dan sinar matahari yang hangat. "
Waktu berlalu, dan anak-anak bangau itu telah tumbuh besar dan dewasa sehingga mereka bisa berdiri tegak di sarang. Setiap hari sang ayah membawakan mereka katak dan ular untuk dimakan. Kemudian, sang ayah mencari cara untuk menghibur.
"Tidak, mereka tidak akan membeku dan jatuh ke dalam potongan," ujar sang ibu, "tetapi mereka akan sangat kedinginan, dan mereka harus duduk sepanjang hari di sebuah ruangan gelap suram, sementara kita akan beterbangan di tanah asing, di mana ada bunga-bunga mekar dan sinar matahari yang hangat. "
Waktu berlalu, dan anak-anak bangau itu telah tumbuh besar dan dewasa sehingga mereka bisa berdiri tegak di sarang. Setiap hari sang ayah membawakan mereka katak dan ular untuk dimakan. Kemudian, sang ayah mencari cara untuk menghibur.
"Ayo,"
kata sang ibu pada suatu hari,
"Sekarang kalian harus belajar terbang." Dan semuanya
harus keluar ke atas atap. Terhuyung-huyung
pada awalnya, dan harus menyeimbangkan
diri dengan bantuan sayap, atau kalian akan jatuh ke bawah
ke tanah.
"Lihatlah aku," ujar sang ibu, " Kalian harus memegang kepala kalian seperti ini, dan menempatkan kaki kalian begini. Sekali, dua kali, sekali, dua kali-itu saja. Sekarang kalian dapat mengurus diri sendiri. "
Kemudian ia terbang agak jauh dari mereka, dan anak-anak bangau mengikutinya. tetapi salah satu dari mereka jatuh ke bawah, karena tubuhnya gemuk sehingga terlalu berat.
"Saya tidak ingin terbang," kata salah satu anak bangau, merayap kembali ke sarang. "Saya tidak ingin pergi ke negeri-negeri yang hangat."
"Apakah kamu ingin tinggal di sini dan membeku ketika musim dingin datang?" Kata sang ibu, "atau sampai anak laki-laki itu datang untuk menggantungmu, dan memanggangmu?”
"Lihatlah aku," ujar sang ibu, " Kalian harus memegang kepala kalian seperti ini, dan menempatkan kaki kalian begini. Sekali, dua kali, sekali, dua kali-itu saja. Sekarang kalian dapat mengurus diri sendiri. "
Kemudian ia terbang agak jauh dari mereka, dan anak-anak bangau mengikutinya. tetapi salah satu dari mereka jatuh ke bawah, karena tubuhnya gemuk sehingga terlalu berat.
"Saya tidak ingin terbang," kata salah satu anak bangau, merayap kembali ke sarang. "Saya tidak ingin pergi ke negeri-negeri yang hangat."
"Apakah kamu ingin tinggal di sini dan membeku ketika musim dingin datang?" Kata sang ibu, "atau sampai anak laki-laki itu datang untuk menggantungmu, dan memanggangmu?”
"Oh
tidak, tidak," kata anak
bangau itu, melompat keluar ke
atas
atap bergabung dengan yang lain,
dan sekarang dia belajar dengan
seksama,
dan pada hari ketiga dia mulai bisa terbang sedikit.
Kemudian dia mulai berkhayal bisa terbang melambung,
sehingga dia mencoba untuk
melakukannya, bertumpu pada sayapnya, tetapi dia
jatuh, kemudian mengepakkan sayapnya secepat mungkin.
Anak-anak datang lagi di jalan menyanyikan lagu itu
lagi :
"Bangau, bangau, terbanglah jauh."
"Bagaimana kalau kita terbang saja menghindari anak-anak laki-laki itu?" kata salah satu anak bangau.
"Tidak, meninggalkan dia sendirian ?" kata sang ibu. "Dengarkan aku, yang jauh lebih penting. Sekarang. Satu-dua-tiga. Sekarang ke kanan. Satu-dua-tiga. Sekarang ke kiri, bulat cerobong asap. Besok kalian terbang bersamaku ke rawa-rawa. Ada sejumlah bangau-bangau hebat di sana, dan aku harap kalian bisa menunjukkan kepada mereka bahwa kalian adalah anak-anak bangau terbaik, hal ini membuat kalian dihormati."
" Tapi, kita tidak akan menghukum anak-anak nakal itu ?" Tanya salah satu anak bangau.
"Tidak, biarkan mereka berteriak –teriak sesuka mereka. Kita bisa terbang setinggi-tingginya di atas awan. Kita kan berada di negeri piramida yang hangat. Dan mereka tinggal di negeri ini kedinginan dan kelaparan karena tak ada pohon apel yang berbuah. "
" Aku akan melakukan balas dendam," bisik anak bangau itu kepada yang lain.
"Bangau, bangau, terbanglah jauh."
"Bagaimana kalau kita terbang saja menghindari anak-anak laki-laki itu?" kata salah satu anak bangau.
"Tidak, meninggalkan dia sendirian ?" kata sang ibu. "Dengarkan aku, yang jauh lebih penting. Sekarang. Satu-dua-tiga. Sekarang ke kanan. Satu-dua-tiga. Sekarang ke kiri, bulat cerobong asap. Besok kalian terbang bersamaku ke rawa-rawa. Ada sejumlah bangau-bangau hebat di sana, dan aku harap kalian bisa menunjukkan kepada mereka bahwa kalian adalah anak-anak bangau terbaik, hal ini membuat kalian dihormati."
" Tapi, kita tidak akan menghukum anak-anak nakal itu ?" Tanya salah satu anak bangau.
"Tidak, biarkan mereka berteriak –teriak sesuka mereka. Kita bisa terbang setinggi-tingginya di atas awan. Kita kan berada di negeri piramida yang hangat. Dan mereka tinggal di negeri ini kedinginan dan kelaparan karena tak ada pohon apel yang berbuah. "
" Aku akan melakukan balas dendam," bisik anak bangau itu kepada yang lain.
Anak-anak bangau bertekad untuk melakukan balas dendam terhadap seorang anak yang memulai pertama kali menyanyikan lagu ejekan. Anak lelaki itu berusia sekitar enam tahun.
"Kita harus lihat dulu, bagaimana Anda membebaskan
diri melihat review besar," katanya. "Jika Anda mendapatkan di sana
buruk, umumnya akan menyodorkan paruhnya melalui Anda, dan Anda akan dibunuh,
seperti yang dikatakan anak-anak, meskipun tidak persis dengan cara yang sama.
Jadi kita harus menunggu dan melihat. "
" Kita lihat saja nanti !," kata anak bangau itu, dan kemudian mereka tak peduli dengan rasa sakit ketika berlatih, mereka terus berlatih dengan tekun, dengan baik setiap hari, bahwa pada akhirnya mereka gembira karena dapat terbang dengan baik. Begitu musim gugur tiba, semua bangau mulai berkumpul bersama sebelum memulai keberangkatan ke negeri-negeri hangat selama musim dingin. Mereka terbang di atas hutan dan desa-desa untuk menunjukkan apa yang bisa mereka lakukan, karena mereka menempuh perjalanan panjang. Anak-anak bangau itu melakukan yang terbaik sehingga menperoleh tanda kehormatan berupa katak dan ular sebagai hadiah.
" Kita lihat saja nanti !," kata anak bangau itu, dan kemudian mereka tak peduli dengan rasa sakit ketika berlatih, mereka terus berlatih dengan tekun, dengan baik setiap hari, bahwa pada akhirnya mereka gembira karena dapat terbang dengan baik. Begitu musim gugur tiba, semua bangau mulai berkumpul bersama sebelum memulai keberangkatan ke negeri-negeri hangat selama musim dingin. Mereka terbang di atas hutan dan desa-desa untuk menunjukkan apa yang bisa mereka lakukan, karena mereka menempuh perjalanan panjang. Anak-anak bangau itu melakukan yang terbaik sehingga menperoleh tanda kehormatan berupa katak dan ular sebagai hadiah.
"Sekarang
mari kita lakukan balas dendam,"
teriak mereka.
"Ya, tentu saja," teriak ibu bangau. "Saya telah memikirkan cara terbaik untuk membalas dendam. Aku tahu kolam di mana semua anak kecil berbohong, menunggu sampai bangau datang untuk membawa mereka kepada orang tua mereka. Bayi-bayi kecil tercantik berbaring di sana. Semua orang tua senang untuk memiliki seorang anak kecil, dan anak-anak sangat senang dengan adik atau kakak. Sekarang kita akan terbang ke kolam dan mengambil bayi kecil. "
"Tapi, apa yang akan kita lakukan terhadap anak lelaki nakal yang memulai menyanyikan lagu ejekan itu ?" teriak salah satu anak bangau.
"Disinilah, kita akan bawa bayi kecil yang telah menjadi mayat kepada anak lelaki itu. Ia akan menangis karena adik bayinya telah mati " kata sang ibu. " Tapi, kita tidak boleh melupakan seorang anak lelaki yang baik hati, yang mengatakan kepada teman-temannya untuk tidak mengejek dan mentertawakan binatang, ia merasa malu melakukan hal tersebut. Kita akan membawakannya adik bayi dan adik bayi lagi. Anak lelaki itu bernama Petrus."
"Ya, tentu saja," teriak ibu bangau. "Saya telah memikirkan cara terbaik untuk membalas dendam. Aku tahu kolam di mana semua anak kecil berbohong, menunggu sampai bangau datang untuk membawa mereka kepada orang tua mereka. Bayi-bayi kecil tercantik berbaring di sana. Semua orang tua senang untuk memiliki seorang anak kecil, dan anak-anak sangat senang dengan adik atau kakak. Sekarang kita akan terbang ke kolam dan mengambil bayi kecil. "
"Tapi, apa yang akan kita lakukan terhadap anak lelaki nakal yang memulai menyanyikan lagu ejekan itu ?" teriak salah satu anak bangau.
"Disinilah, kita akan bawa bayi kecil yang telah menjadi mayat kepada anak lelaki itu. Ia akan menangis karena adik bayinya telah mati " kata sang ibu. " Tapi, kita tidak boleh melupakan seorang anak lelaki yang baik hati, yang mengatakan kepada teman-temannya untuk tidak mengejek dan mentertawakan binatang, ia merasa malu melakukan hal tersebut. Kita akan membawakannya adik bayi dan adik bayi lagi. Anak lelaki itu bernama Petrus."
" Kemarahan dan
dendam tidak akan melukai orang yang menjadi sasaran amarah dan dendam anda.
Perasaan tersebut justru akan menggerogoti anda setiap hari dan setiap
malamnya." - Anonim -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar