Kemarin aku berdiri
dekat pintu gerbang sebuah rumah ibadat dan bertanya kepada manusia yang
lalu-lalang di situ tentang misteri dan kesucian cinta.
pic from fanpop.com |
Seorang lelaki
setengah baya menghampiri, tubuhnya rapuh wajahnya gelap. Sambil mengeluh dia
berkata,"Cinta telah membuat suatu kekuatan menjadi lemah, aku mewarisinya
dari Manusia Pertama."
Seorang pemuda dengan
tubuh kuat dan besar menghampiri. Dengan suara bagai menyanyi dia berkata,
"Cinta adalah sebuah ketetapan hati yang ditumbuhkan dariku, yang
rnenghubungkan masa sekarang dengan generasi masa lalu dan generasi yang akan
datang."
Seorang wanita dengan
wajah melankolis menghampiri dan sambil mendesah, dia berkata,"Cinta
adalah racun pembunuh, ular hitam berbisa yang menderita di neraka, terbang
melayang dan berputar-putar menembusi langit sampai ia jatuh tertutup embun, ia
hanya akan diminum oleh roh-roh yang haus. Kemudian mereka akan mabuk untuk
beberapa saat, diam selama satu tahun dan mati untuk selamanya."
Seorang gadis dengan
pipi kemerahan menghampiri dan dengan tersenyum dia berkata,"Cinta itu
laksana air pancuran yang digunakan roh pengantin sebagai siraman ke dalam roh
orang-orang yg kuat, membuat mereka bangkit dalam doa di antara bintang-bintang
di malam hari dan senandung pujian di depan matahari di siang hari."
Setelah itu seorang
lelaki menghampiri. Bajunya hitam, janggutnya panjang dengan dahi berkerut, dia
berkata,"Cinta adalah ketidakpedulian yang buta. la bermula dari hujung
masa muda dan berakhir pada pangkal masa muda."
Seorang lelaki tampan
dengan wajah bersinar dan dengan bahagia berkata,"Cinta adalah pengetahuan
syurgawi yang menyalakan mata kita. Ia menunjukkan segala sesuatu kepada kita
seperti para dewa melihatnya."
Seorang bermata buta
menghampiri, sambil mengetuk-ngetukkan tongkatnya ke tanah dan dia kemudian berkata
sambil menangis, "Cinta adalah kabut tebal yang menyelubungi gambaran
sesuatu darinya atau yang membuatnya hanya melihat hantu dari nafsunya yang
berkelana di antara batu karang, tuli terhadap suara-suara dari tangisnya
sendiri yang bergema di lembah-lembah."
Seorang pemuda,
dengan membawa sebuah gitar menghampiri dan menyanyi, "Cinta adalah cahaya
ghaib yang bersinar dari kedalaman kehidupan yang peka dan mencerahkan segala
yang ada di sekitarnya. Engkau bisa melihat dunia bagai sebuah perarakan yang berjalan
melewati padang rumput hijau. Kehidupan adalah bagai sebuah mimpi indah yang
diangkat dari kesadaran dan kesadaran."
Seorang lelaki dengan
badan bongkok dan kakinya bengkok bagai potonganpotongan kain menghampiri.
Dengan suara bergetar, dia berkata, "Cinta adalah istirahat panjang bagi
raga di dalam kesunyian makam, kedamaian bagi jiwa dalam kedalaman
keabadian."
Seorang anak kecil
berumur lima tahun menghampiri dan sambil tertawa dia berkata,"Cinta
adalah ayahku, cinta adalah ibuku. Hanya ayah dan ibuku yang mengerti tentang
cinta." Waktu terus berjalan. Manusia terus-menerus melewati rumah ibadat.
Masing-masing
mempunyai pandangannya tersendiri tentang cinta. Semua menyatakan
harapan-harapannya dan mengungkapkan misteri-misteri kehidupannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar